PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang
Pembelajaran merupakan suatu proses yang
dilakukan secara sadar pada setiap individu atau kelompok untuk merubah sikap
dari tidak tahu menjadi tahu sepanjang hidupnya. Sedangkan proses belajar
mengajar adalah suatu kegiatan yang di dalamnya terjadi proses siswa belajar
dan guru mengajar dalam konteks interaktif, dan terjadi interaksi edukatif
antara guru dan siswa, sehingga terdapat perubahan dalam diri siswa baik perubahan
pada tingkat pengetahuan, pemahaman dan ketrampilan atau sikap.
Tujuan pengajaran bahasa Arab menentukan
approach, metode dan teknik pengajaran bahasa itu. Approach yang di dalam
bahasa Arab disebut al-madkhol adalah seperangkat asumsi mengenai
hakekat bahasa dan hakekat belajar mengajar bahasa. Metode adalah rencana
menyeluruh yang berkenaan dengan penyajian materi bahasa secara teratur, tidak
ada satu bagian yang bertentangan dengan yang lain dan semuanya berdasarkan
atas approach yang telah dipilih. Teknik yaitu apa yang sesungguhnya terjadi di
dalam kelas dan merupakan pelaksanaan dari metode. Dengan lain perkataan,
approach, metode dan teknik mempunyai hubungan yang erat sekali dengan tujuan
pengajaran bahasa. (Arsyad, 2002)
Oleh karena itu tujuan pengajaran suatu bahasa
haruslah dirumuskan sedemikian rupa agar arah yang akan dituju tepat mengenai
sasaran. Pengajaran bahasa Arab menurut Masri bertujuan :
a. Memberikan
pengetahuan dan kemahiran berbahasa Arab kepada siswa sebagai salah satu bahasa
ilmu pengetahuan dan komunikasi
b. memberikan
kemampuan berbahasa Arab kepada siswa agar dapat berbicara, membaca, dan
menulis
c. menyiapkan
siswa supaya memiliki pengetahuan dan kemampuan berbahasa Arab sebagai syarat
untuk melanjutkan studi ke dalam dan ke luar negeri yang menggunakan bahasa
Arab
d. menyiapkan
siswa supaya mampu berbahasa Arab sebagai bekal untuk bekerja pada
bidang-bidang yang menggunakan bahasa Arab seperti informasi, pariwisata,
pelayanan jasa baik di dalam maupun di luar negeri terutama di Timur Tengah
e. siswa dapat
memahami Al-Qur'an dan Hadits sebagai sumber hukum Islam.
Dalam mengajarkan bahasa Arab hendaknya dimulai
dengan percakapan, meskipun dengan kata-kata yang sederhana yang telah
dimengerti dan dipahami oleh anak didik. Selain itu diharapkan untuk
mengaktifkan semua panca indra anak didik, lidah harus dilatih dengan
percakapan, mata dan pendengaran terlatih untuk membaca dan tangan terlatih
untuk menulis dan mengarang, serta mementingkan kalimat yang mengandung
pengertian dan bermakna.
Nilai pengajaran bahasa Arab merupakan efek
dari pengajaran bahasa terhadap manusia dan sejauh mana efek tersebut berfungsi
terhadap diri manusia. Secara garis besar nilai pengajaran bahasa itu meliputi
hal-hal sebagai berikut :
1. Nilai Material.
Dalam pengajaran bahasa diajarkan berbagai macam ilmu pengetahuan mengenai
seluk beluk bahasa, misalnya gramatika bahasa, perbendaharaan bahasa/kata,
pembentukan kata, perkembangan bahasa, peribahasa, dan sebagainya.
2.
Nilai
Formil (Pendidikan). Setiap guru yang mengajar tidak lepas daripada penggunaan
bahasa. Pengajaran tanpa menggunakan bahasa yang baik akan menghasilkan
pengetahuan yang tak karuan ujung pangkalnya. Dalam mengajar guru hendaknya
introspeksi terhadap bahasa yang dipergunakannya dalam menyampaikan setiap
bahan pelajaran kepada anak didiknya. Dengan mengajar guru melatih anak
didiknya dengan bahasa yang baik, benar, jelas dan terang. Guru berbuat, bertindak
dan berbicara (berbahasa) harus dapat menjadi suri tauladan dan contoh yang
baik bagi anak didiknya.
3.
Nilai
Praktis. Ketrampilan dan kepandaian berbahasa pada seseorang berarti sanggup
mendengar, menangkap, menanggapi dan mengingat sebaik-baiknya setiap apa yang
didengar atau sesuatu yang dikatakan oleh orang lain kepadanya. (Shadry, 1980 :
28)
Adapun penyebab gagalnya suatu pengajaran
bahasa asing terutama bahasa Arab menurut Prof. Dr. Azhar Arsyad (2002: 35)
ialah: anak didik tidak produktif, anak didik mempunyai sifat ketergantungan,
tidak ada komunikasi humanistik antara orang-orang yang ada di dalam kelas,
perhatian tidak terfokus, tidak terlibat secara utuh, anak didik terlalu sering
disuruh "Menghafal".
Bermula dari permasalahan di atas itulah
penulis bermaksud untuk membahas salah satu metode pengajaran bahasa yang baik
dan menyusun Proposal Penelitian Tindakan Kelas ini dengan memberi judul "Penerapan Metode Muhadasah
dalam Pembelajaran Bahasa Arab Untuk Meningkatkan Keberhasilan Siswa Kelas I
Intensif Pondok Modern Arrisalah Slahung".
B. Rumusan Masalah
Sesuai dengan latar belakang masalah yang telah
penulis uraikan di atas maka permasalahan yang akan dibahas sebagai berikut:
1. Bagaimana
penerapan metode muhadasah terhadap siswa kelas I Intensif dalammeningkatkan keberhasilan pembelajaran
bahasa Arab di Pondok Modern Arrisalah?
2. Bagaimana hasil
peningkatan keberhasilan siswa kelas I Intensif Pondok Modern Arrisalah Slahung
dalam Pembelajaran Bahasa Arab dengan metode muhadasah?
C. Tujuan
Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah yang telah penulis
paparkan, maka tujuan penelitian dalam Laporan Penelitian Tindakan Kelas ini
adalah :
1. Untuk
mengetahui penerapan metode muhadasah terhadap siswa kelas III dalam
pembelajaran Bahasa Arab di MTs. Wahid Hasyim Batang.
2. Untuk mengkaji
hasil peningkatan keberhasilan siswa kelas I Intensif Pondok Modern Arrisalah
Slahung dalam Pembelajaran Bahasa Arab dengan metode muhadasah.
D. Manfaat
Penelitian
Dengan terungkapnya beberapa masalah tentang
penerapan metode muhadasah ini diharapkan dapat berguna dan bermanfaat bagi:
(1)
Siswa
a. Agar anak didik
dapat melafadzkan kata-kata dan kalimat dalam bahasa Arab dengan mahir dan
benar.
b.
Melatih
pengucapan anak didik untuk terampil berbahasa Arab.
c.
Melatih
anak didik agar baik ucapannya dan melatih jiwa serta mental yang disiplin.
d.
Melatih
siswa agar terbiasa berbicara bahasa Arab di kelas.
(2) Guru.
a. Memberi
kesempatan kepada siswa untuk berlatih bertanya di kelas dengan bahasa Arab.
b. Memberikan
semangat/dorongan terhadap anak didik supaya memiliki keberanian dalam
berbicara bahasa Arab.
c.
Menciptakan
suasana belajar yang menyenangkan.
(3)
Sekolah
Mengembangkan kemauan, minat, usaha, dan
perhatian siswa melalui berbagai acara yang berhubungan dengan pengajaran
bahasa Arab seperti diadakannya lomba pidato bahasa Arab di sekolah maupun
antar sekolah lain.
(4)
Pengembang
Kurikulum.
Penerapan metode muhadasah pada siswa
ini dapat dijadikan sebagai bahan penelitian pendidikan dan sebagai pengalaman
para pengajar bahasa dalam menghadapi peserta didik yang sulit memperoleh
bahasa Arab.
(5)
Khasanah
Ilmu.
a. Sebagai eksperimen lanjutan di kelas-kelas bahasa
dalam rangka meningkatkan pemerolehan bahasa Arab di Indonesia.
b.
Melahirkan
pemikiran-pemikiran baru dalam bidang pengajaran bahasa Asing terutama bahasa
Arab.
E.
Hipotesis Tindakan
Hipotesis dapat diartikan sebagai suatu jawaban
yang bersifat sementara terhadap permasalahan penelitian, sampai terbukti
melalui data yang terkumpul. Apabila peneliti telah mendalami permasalahan
penelitiannya dengan seksama serta menetapkan anggapan dasar, kemudian membuat
suatu teori sementara yang kebenarannya masih perlu diuji (dibawah kebenaran).
Inilah hipotesis.
Oleh karena itu dalam merumuskan hipotesis
peneliti harus berpikir bahwa hipotesisnya itu dapat diuji. Selanjutnya
peneliti akan bekerja berdasarkan hipotesis ini. Peneliti mengumpulkan
data-data yang paling berguna untuk membuktikan hipotesis.
Terhadap hipotesis yang sudah dirumuskan
peneliti dapat bersikap :
1. Menerima keputusan seperti apa adanya
seandainya hipotesisnya tidak terbukti (pada akhir penelitian).
2. Mengganti hipotesis seandainya melihat
tanda-tanda bahwa data yang terkumpul tidak mendukung terbuktinya hipotesis
(pada saat penelitian berlangsung).
Persyaratan hipotesis menurut Suharsimi
Arikunto (1992 : 65) adalah sebagai berikut :
1. Hipotesis harus dirumuskan dengan singkat
tetapi jelas.
2. Hipotesis harus dengan nyata menunjukkan adanya
hubungan antara dua atau lebih variable.
3. Hipotesis harus didukung oleh teori-teori yang
dikemukakan oleh para ahli atau hasil penelitian yang relevan.
Jika metode muhadasah itu dapat diterapkan
terhadap siswa kelas I Intensif Pondok Modern Arrisalah Slahung maka tingkat
keberhasilan dalam pembelajaran bahasa Arab akan meningkat.
F. Ruang Lingkup Penelitian
Ruang lingkup dalam penelitian tindakan kelas
ini adalah sebagai berikut:
1. Permasalahan dalam penelitian tindakan kelas
ini adalah masalah peningkatan keberhasilan dan prestasi belajar siswa.
2. Penelitian tindakan kelas ini dikenakan pada
siswa kelas III.
3.
Penelitian
tindakan kelas ini dilaksanakan di I Intensif Pondok Modern Arrisalah Slahung dalam penelitian ini dilaksanakan pada Semester
II.
BAB II
KAJIAN TEORI
A. Pengertian
Metode
Metode adalah cara yang teratur dan sitematis
untuk mencapai tujuan, cara-cara yang dilaksanakan untuk mengadakan interaksi
belajar mengajar dalam rangka mencapai tujuan pengajaran. Prof. Dr. Winarno
Surahmad (1986) menegaskan bahwa metode pengajaran adalah cara, yang di dalam
fungsinya merupakan alat untuk mencapai tujuan. Makin baik metode yang
diterapkan, maka makin efektif pencapaian tujuan. Sedangkan untuk menetapkan
apakah sebuah metode dapat disebut baik diperlukan patokan yang bersumber dari
beberapa faktor yang di antaranya adalah tujuan yang akan dicapai dan yang
merupakan faktor utama.
Adapun yang dimaksud metode pengajaran menurut
Abu Bakar Muhammad (1981) adalah sebagai suatu aturan yang dilalui oleh guru di
dalam menyampaikan pelajarannya, agar dapat sampai pengetahuan itu kepada
pikiran siswa dengan bentuk yang baik untuk mencapai tujuan pendidikan.
Metode dalam pembelajaran banyak sekali
jenisnya, karena metode dipengaruhi oleh beberapa faktor :
1)
Tujuan
yang beragam jenis dan fungsinya
2)
Peserta
didik yang beragam tingkat kematangannya
3)
Situasi
yang beragam keadaannya
4)
Fasilitas
yang beragam kualitas dan kuantitasnya
5)
Pribadi
guru serta kemampuan profesionalnya yang berbeda-beda
Metode Pengajaran merupakan bagian dari
strategi pengajaran. Metode Pengajaran dipilih berdasarkan dari atau dengan
pertimbangan jenis strategi pengajaran yang telah ditetapkan sebelumnya. Begitu
pula oleh karena metode merupakan bagian yang integral dengan sistem pengajaran
maka perwujudannya tidak dapat dilepaskan dengan komponen sistem pengajaran
yang lain. Hal ini berarti pula bahwa di dalam memilih metode yang akan
dioperasikan dalam interaksi belajar mengajar, senantiasa dengan
mempertimbangkan komponen sistem pengajaran yang lain.
Para pendidik (guru) harus memilih metode
pengajaran yang setepat-tepatnya, yang dipandang lebih efektif dari pada
metode-metode lainnya, sehingga kecakapan dan pengetahuan yang diberikan oleh
guru itu benar-benar menjadi milik siswa.
Jadi jelaslah bahwa metode adalah cara yang
dalam fungsinya merupakan alat untuk mencapai tujuan, makin tepat metodenya
diharapkan main efektif pula pencapaian tujuan tersebut.
Penggunaan metode yang tepat alam proses
belajar mengajar sangat mempengaruhi hasil yang ingin dicapai. Jadi antara metode
dan materi yang disampaikan harus ada keserasian. Apabila antara keduanya
terjadi kesenjangan maka tujuan yang dicita-citakan tidak akan tercapai. Dengan
demikian metode menempati peranan yang penting dan sangat bermanfaat dalam
proses belajar mengajar. Untuk itu metode harus mendapatkan perhatian dari para
pendidik.
Dalam penggunaan metode selain kesesuaian dari
materi seorang guru harus menyesuaikan dengan kondisi dan suasana kelas, jumlah
kelas.
Demikian juga
tingkat intelektual, perbedaan kesanggupan dan kecepatan.
Dalam sebuah buku yang berjudul Bahasa Arab dan
Metode Pengajarannya, Prof. Dr. Azhar Arsyad (2002 : 24) mencatat ada enam
unsur dasar dari suatu metode, yaitu :
a)
Authority,
yaitu adanya semacam ثقة dari seorang
guru, membuat murid yakin dan percaya pada dirinya sendiri.
b)
Infantilisasi,
murid seakan-akan seperti anak kecil yang menerima "authority" dari
guru. Ilmu masuk tanpa disadari seperti apa yang dialami oleh seorang anak
kecil.
c)
Dual
komunikasi, yaitu komunikasi verbal dan non verbal yang berupa rangsangan
semangat dari keadaan ruangan dan dari kepribadian seorang guru.
d)
Intonasi,
guru menyajikan materi pelajaran dengan tiga intonasi yang berlainan.
e)
Rhythm,
yaitu pelajaran membaca dilakukan dengan irama, berhenti sejenak di antara
kata-kata dan rasa yang disesuaikan dengan nafas irama dalam.
f)
Keadaan
Pseudo-Passive, keadaan murid rileks tetapi tidak tidur sambil mendengar irama
musik.
B. Metode Muhadasah
Pelajaran muhadasah merupakan pelajaran
bahasa Arab yang pertama-tama diberikan. Sebab tujuan utama pengajaran bahasa
Arab adalah agar siswa mampu bercakap-cakap (berbicara) dalam pembicaraan
sehari-hari dengan berbahasa Arab dan membaca Al-Qur'an, dalam shalat dan
do'a-do'a, yang disebut berbahasa itu adalah berbicara lisan.
Metode muhadasah yaitu cara menyajikan bahan
pelajaran bahasa Arab melalui percakapan, dalam percakapan itu dapat terjadi
antara guru dan murid dan antara murid dengan murid, sambil menambah dan terus
memperkaya perbendaharaan kata-kata.
Tujuan
pengajaran muhadasah :
a.
Melatih
lidah anak didik agar terbiasa dan fasih bercakap-cakap dalam bahasa Arab.
b. Terampil berbicara dalam bahasa Arab mengenai
kejadian apa saja dalam masyarakat dan dunia internasional yang ia ketahui.
c. Mampu menerjemahkan percakapan orang lain lewat
telepon, radio, TV, tape recorder.
d. Menumbuhkan rasa cinta dan menyenangi bahasa
Arab dan Al-Qur'an, sehingga timbul kemauan untuk belajar dan mendalaminya.
Saran-saran yang harus diperhatikan dalam
pengajaran bahasa Arab yang menggunakan metode muhadasah :
a.
Pembicaraan
yang fasih di hadapan murid.
b.
Ditekankan
penyusunan jawaban murid dalam kalimat yang sempurna.
c.
Pembetulan
kesalahan ucapan murid harus diperhatikan.
d.
Murid harus
menghafal kalimat-kalimat yang terpilih, sesuai dengan tingkat pemikirannya.
e.
Mengulang-ulang
pertanyaan dengan susunan kalimat yang berbeda-beda, di mana jawabannya sesuai
dengan bentuk pertanyaan sedapat mungkin.
f.
Pertanyaan-pertanyaan
yang diajukan sekitar yang sudah ada dalam pengetahuan murid.
g.
Bahan muhadasah
itu harus seuai dengan tingkat umur dan kemampuan mereka.
h.
Guru harus
memilih kata-kata baru yang sulit yang sesuai dengan pengetahuan mereka.
i.
Guru harus
menggunakan berbagai alat peraga yang lazim untuk memudahkan pemahaman mereka
terhadap pelajaran itu. (Muhammad: 1981: 58)
Metode mengajarkan muhadasah:
1. Mempersiapkan acara/materi muhadasah dengan
matang dan menetapkan topik yang akan disajikan.
2. Materi muhadasah hendaklah disesuaikan dengan
taraf perkembangan dan kemampuan anak didik.
3. Menggunakan alat peraga sebagai alat bantu
muhadasah.
4. Guru hendaklah menjelaskan terlebih dahulu arti
kata-kata yang terkandung dalam muhadasah, dengan menuliskannya di papan tulis.
5. Pada muhadasah tingkat lebih tinggi, anak
didiklah yang lebih banyak berperan, sedangkan guru menetukan topik yang akan dimuhadasahkan.
6. Setelah muhadasah selesai dilakukan, guru
kemudian membuka forum soal jawab dan hal-hal yang perlu untuk didiskusikan
mengenai muhadasah yang baru saja selesai.
7. Penguasaan bahasa secara aktif.
8. Di dalam kelas, guru harus selalu berbicara di
dalam bahasa Arab.
9. Jika muhadasah akan dilanjutkan kembali pada
pertemuan berikutnya, maka guru menetapkan batas dan materi pelajaran yang akan
disajikan berikutnya, agar siswa dapat lebih mempersiapkan dirinya.
10. Mengakhiri pertemuan pengajaran, dengan memberi
dorongan dan semangat siswa untuk lebih giat belajar.
C. Keberhasilan
Belajar Mengajar
Suatu proses belajar mengajar tentang suatu
bahan pengajaran dinyatakan berhasil apabila hasilnya memenuhi tujuan
instruksional khusus dari bahan tersebut. Yang menjadi petunjuk bahwa suatu
proses belajar mengajar dianggap berhasil adalah :
1.
Daya
serap terhadap bahan pengajaran yang diajarkan mencapai prestasi tinggi, baik
secara individual maupun kelompok.
2. Perilaku yang digariskan dalam tujuan
pengajaran instruksional khusus (TIK) telah dicapai oleh siswa, baik secara
individual maupun kelompok.
Setiap proses
belajar mengajar selalu menghasilkan hasil belajar. Tingkat keberhasilan proses
mengajar tersebut sebagai berikut :
a) Istimewa/maksimal : apabila seluruh bahan
pelajaran yang diajarkan itu dapat dikuasai oleh siswa.
b) Baik sekali/optimal : apabila sebagian besar
(76% s/d 99%) bahan pelajaran yang diajarkan dapat dikuasai oleh siswa.
c) Baik/minimal : apabila bahan pelajaran yang
diajarkan hanya 60% s/d 75% saja dikuasai oleh siswa.
d) Kurang : apabila bahan pelajaran yang diajarkan
kurang dari 66% dikuasai oleh siswa.
Faktor-faktor
yang mempengaruhi keberhasilan :
a)
Tujuan. Tujuan
adalah pedoman sekaligus sebagai sasaran yang akan dicapai dalam kegiatan
belajar mengajar.
b) Guru. Guru adalah tenaga pendidik yang
memberikan sejumlah ilmu pengetahuan kepada anak didik di sekolah.
c) Anak didik. Anak didik adalah orang yang dengan
sengaja datang ke sekolah yang merupakan unsur manusiawi yang mempengaruhi
kegiatan belajar mengajar serta sebagai hasil dari kegiatan itu yaitu
keberhasilan belajar mengajar. (Djamarah : 1995 : 123)
BAB III
METODE PENELITIAN
A.
Jenis Penelitian
Jenis penelitian ini adalah penelitian tindakan
kelas (PTK) yang bersifat reflektif, partisipatif, kolaborasi, dan spiral,
bertujuan untuk melakukan perbaikan –perbaikan terhadap sistem, cara kerja,
proses, isi, dan kompetensi atau situasi pembelajaran. PTK yaitu suatu
kegiatan menguji cobakan suatu ideke dalam praktik atau situasi nyata
dalam harapan kegiatan tersebut mampu memperbaiki dan meningkatkan kualitas
proses belajar mengajar.
B.
Lokasi dan Waktu Penelitian
Penelitian Tindakan kelas ini dilaksanakan di Pondok
Modern Arrisalah Slahung yang terletak
di dukuh Bakalan Gundik Slahung Ponorogo Jawa Timur. Adapun pelaksanaan penelitian pada Semester II
tanggal 20 Maret– 20 April 2016 M.
Desain
Penelitian
Desain penelitian ini meliputi:
a.
Perencanaan
Tindakan
Penelitian ini memiliki rencana untuk
memperbaiki efektifitas dan efisiensi kinerja
menuju proses keberhasilan belajar mengajar bahasa Arab di kelas I
Intensif Pondok Modern Arrisalah, dengan menerapkan metode muhadasah sesuai
dengan materi pengajaran yang disampaikan.
Penelitian ini dilaksanakan mulai tanggal 20 Maret– 20 April 2016 dengan enam
kali pertemuan tepatnya tiap-tiap hari Selasa, sebab hari Selasa adalah hari
mengajar untuk mata pelajaran bahasa Arab di kelas I Intensif Pondok Modern
Arrisalah. Berbagai alat pengajaran yang digunakan penulis untuk meneliti
adalah: Buku Pelajaran Bahasa Arab Qira’ah Rasyidah Jus I KMI.
b.
Pelaksanaan
Tindakan
Pelaksanaan tindakan penelitian ini disesuaikan
dengan rencana tindakan pembelajaran di atas yang difokuskan pada hari Selasa
sebagai hari mengajar untuk mata pelajaran bahasa Arab. Adapun
kegiatan-kegiatan pelaksanaan tindakan tersebut sebagai berikut:
Pertemuan I
(Selasa, 21 Maret 2016)
1. Tahap awal :
Salam pembukaan
2. Tahap inti :
Perkenalan antara penulis dengan siswa:
a. Memperkenalkan diri satu persatu yang dimulai
dari penulis dan dilanjutkan dengan siswa
b. Memberikan penjelasan tentang maksud dan tujuan
penulis di Pondok Modern Arrisalah Slahung
3. Tahap akhir:
Peneliti menutup pertemuan
Pertemuan II
(Selasa, 27 Maret 2016)
1.
Tahap awal :
a. Salam pembuka
b. Presensi siswa
2. Tahap inti:
a. Penulis memulai pelajaran dengan muhadasah
bahasa Arab
b. Penulis menjelaskan tentang materi pelajaran
3. Tahap akhir:
a. Penulis
memberikan semangat tentang pelajaran muhadasah
b. Salam penutup
Pertemuan III
(Selasa, 18 Agustus 2015)
A. Tahap awal :
a. Salam pembuka
b.
Presensi siswa
B. Tahap inti :
a.
Penulis
menanyakan kepada siswa tentang pelajaran sebelumnya.
b.
Penulis
meneruskan pelajaran berikutnya sambil mengamati siswa yang mempraktekkan
dialog di depan kelas selama pengajaran
berlangsung.
C. Tahap akhir
:
1. Penulis
memberikan tugas untuk membuat kalimat dengan mufrodat yang terdapat di dalam
muhadasah tersebut
2. Penulis
mengakhiri pelajaran dengan salam penutup
Pertemuan IV
(Selasa, 25 Agustus 2015)
b)
Tahap awal:
1)
Salam pembuka
2) Presensi siswa
c)
Tahap inti:
1)
Penulis memulai
pelajaran dengan muhadasah terlebih dahulu
2)
Penulis meminta
siswa untuk mengumpulkan tugas yang diberikan pada minggu sebelumnya
3)
Penulis
menyuruh sambil mengamati salah satu siswa untuk membacakan hasil pekerjaan
rumah di depan kelas
4)
Penulis
meneruskan pelajaran berikutnya
d)
Tahap akhir :
1) Penulis mengakhiri pelajaran dengan memberikan
motivasi terhadap siswa
2) Salam penutup (do'a)
Pertemuan V (1
September 2015)
A. Tahap awal :
a. Salam pembuka
b. Presensi siswa
B. Tahap inti :
a. Penulis
menanyakan kepada siswa tentang pelajaran sebelumnya.
b. Penulis
meneruskan pelajaran berikutnya sambil mengamati siswa yang mempraktekkan
dialog di depan kelas selama pengajaran
berlangsung.
C. Tahap akhir
:
a. Penulis
memberikan tugas untuk membuat kalimat dengan mufrodat yang terdapat di dalam
muhadasah tersebut
b. Penulis
mengakhiri pelajaran dengan salam penutup
Pertemuan VI
(Selasa, 8 September 2015)
A. Tahap awal :
1. Salam pembuka
2.
Presensi
siswa
B. Tahap inti :
1. Penulis
menyimpulkan semua pelajaran yang telah diberikan kepada siswa
2. Guru memberi
evaluasi kepada siswa tentang semua materi yang telah diajarkan
3. Siswa diminta
untuk membuat kritik dan saran yang membangun terhadap penulis selama proses
pengajaran dan penelitian di kelas
C. Tahap akhir
:
1. Penulis
mengucapkan salam perpisahan dan terima kasih kepada siswa jika selama
pengajaran dan penelitian terdapat kesalahan
2.
Salam
penutup (do'a)
c. Analisis dan
Refleksi
Dalam menggunakan metode observasi cara yang
paling efektif adalah melengkapinya dengan format atau blanko pengamatan
sebagai instrument. Format yang disusun berisi item-item tentang kejadian atau
tingkah laku yang digambarkan akan terjadi. Mengamati adalah menatap kejadian,
gerak atau proses. Berikut ini disajikan format pengamatan penulis terhadap
siswa kelas III Pondok Modern Arrisalah Slahungtentang penerapan metode
muhadasah di kelas:
1.
Guru
memulai pelajaran dengan muhadasah terlebih dulu (observasi selama 15 menit
pada awal jam pelajaran) dengan frekuensinya
a. Siswa merespon
kegiatan guru dengan antusias
b. Siswa mulai
menyenangi pelajaran bahasa Arab
c. Siswa merasakan
keadaan belajar di kelas nyaman
d. Siswa
menganggap bahasa Arab itu mudah dipahami dan diterapkan di manapun berada,
baik di dalam/di luar kelas
2. Setelah guru mempraktekkan muhadasah, kemudian
bertanya kepada siswa tentang semangat dan keinginan mereka mempelajari bahasa
Arab melalui metode muhadasah ini
a. Sangat semangat
b.
Semangat
c.
Cukup
semangat
d.
Tidak
semangat
Pemerolehan data akan diketahui tingkat siswa
yang mempunyai semangat dan keinginan dalam mempelajari bahasa Arab melalui
metode muhadasah.
d. Pengumpulan
Data
Data dalam penelitian ini adalah kemampuan
berfikir siswa yang diperoleh dari pengamatan (observasi) terhadap siswa saat
penerapan pembelajaran berlangsung. Data untuk hasil penelitian diperoleh berdasarkan
nilai ulangan harian (test). Sumber data penelitian adalah siswa kelas III
sebagai obyek penelitian.
Pengumpulan data pada penelitian ini dilakukan
dengan menggunakan teknik sebagai berikut :
1.
Wawancara
Wawancara awal dilakukan pada guru dan siswa
untuk menentukan tindakan. Wawancara dilakukan untuk mengetahui kondisi awal
siswa.
2.
Angket
Angket
merupakan data penunjang yang digunakan untuk mengumpulkan informasi terkait
dengan respon atau tanggapan siswa terhadap penerapan pembelajaran dengan
Metode Muhadasah.
3.
Observasi
Observasi
dilaksanakan untuk memperoleh data kemampuan berpikir siswa yang terdiri dari
beberapa descriptor yang ada selama pembelajaran berlangsung. Observasi ini
dilakukan dengan menggunakan lembar observasi yang telah disusun.
4.
Test
Test dilaksanakan
setiap akhir siklus, hal ini dimaksudkan untuk mengukur hasil yang diperoleh
siswa setelah pemberian tindakan. Test tersebut berbentuk multiple choice agar
banyak materi tercakup
5.
Catatan lapangan
Catatan
lapangan digunakan sebagai pelengkap data penelitian sehingga diharapkan
semua data yang tidak termasuk dalam observasi dapat dikumpulkan pada
penelitian ini.
Untuk memperoleh data yang akurat, penulis
membuat catatan-catatan dari hasil data yang diperoleh selama penelitian
berdasarkan perkembangan siswa setiap hari setelah proses pembelajaran
berlangsung dengan menerapkan metode muhadasah. Selain itu penulis juga
memperoleh data yang berasal dari :
a. Pengamatan
partisipatif. Penulis terlibat langsung dan bersifat aktif dalam pengumpulan
data.
b. Pembuatan jurnal harian. Melalui kegiatan ini
penulis dapat mengetahui keaktifan siswa selama pembelajaran berlangsung.
c. Observasi aktivitas kelas. Dilakukan pada saat
proses pengajaran dengan menerapkan metode muhadasah di kelas.
d. Interaksi pembelajaran di kelas. Siswa dapat
berinteraksi langsung dengan guru, atau siswa lain selama kegiatan belajar di
kelas.
e. Analisis data
1. Kemampuan
Berfikir
Kualitas
pertanyaan dan jawaban siswa dianalisis dengan rubric. Kemudian untuk
mengetahui peningkatan skor kemampuan berfikir, pertanyaan dan jawaban yang
telah dinilai dengan rubric pada siklus I dibandingkan dengan pertanyaan dan
jawaban yang telah dinilai dengan rubric pada siklus II.
2. Hasil
Belajar
Hasil belajar
pada aspek kognitif dari hasil test dianalisis dengan teknik analisis evaluasi
untuk mengetahui ketuntasan belajar siswa.
Caranya adalah
dengan menganalisis hasil test formatif dengan menggunakan criteria ketuntasan
belajar.
f. Jadwal Penelitian
Jadwal
penelitian yang direncanakan adalah pada Semester II tahun ajaran 2015-2016.
DAFTAR PUSTAKA
Arsyad, Azhar, Prof., Dr., Bahasa Arab dan
Metode Pengajarannya (Beberapa Pokok Pikiran). Pustaka Pelajar. Makasar. April.
2002.
Arikunto, Suharsimi, Prof., Dr., Prosedur
Penelitian (Suatu Pendekatan Praktek) Edisi Revisi V. Jakarta. Rineka Cipta.
2002.
Djamarah, Bahri, Syaiful, Drs., dkk. Strategi
Belajar Mengajar. Jakarta. Rineka Cipta : 2002.
Masri, Nasir, Drs., dkk, Pelajaran Bahasa Arab
untuk SMA. Team Penyusun Pelajaran Bahasa Arab MGMP Bahasa Arab Jatim. Oktober.
1992.
Shadry, Abdur Ro'uf, Drs., Nilai Pengajaran
Bahasa Arab dan Sejarah Perkembangannya. Bandung. Bina Cipta. 1980.
Yusuf, Tayar, Drs, H., dkk., Metodologi
Pengajaran Agama dan Bahasa Arab. Jakarta. PT Raja Grafindo Persada. 1997.
No comments:
Post a Comment