WHUDU, MANDI
BESAR &TAYAMUM
Makalah ini
diajukan untuk memenuhi tugas mata kuliah
“Fiqih”

Dosen pengampu:
Nur Annas, M.Pd.I
Di
Susun Oleh :
Sriono PAI 2A
PROGRAM
STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM
FALKUTAS TARBIYAH
INSTITUT
AGAMA ISLAM SUNAN GIRI (INSURI)
PONOROGO
2017
KATA PENGANTAR
Dengan
ungkapan puji syukur kehadirat Allah SWT
yang senantiasa melimpahkan rahmat,taufik ,serta hidayah-Nya sehingga penulis
dapat menyusun makalah yang berjudul “Wudlu, Mandi Besar dan Tayamum”.Makalah
ini untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah Strategi Pembelajaran pada
semester 2 Fakultas Tarbiyah Prodi PAI Institut Agama Islam Sunan Giri Ponorogo
tahun 2017
Penulis
mengucapkan banyak terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu dalam
penyusunan makalah ini.Penulis juga menyadari bahwa makalah ini masih
mempunyai banyak kekurangan.Oleh karena
itu,penulis mohon kritik dan saran yang membangun guna kemaslahan bersama
.Semoga makalah ini dapat berguna bagi kita semua.
Ponorogo, 28 Febuari 2017
SRIONO
DAFTAR ISI..............................................................................................................
HALAMAN JUDUL.................................................................................................. i
KATA PENGANTAR............................................................................................... ii
DAFTAR ISI.............................................................................................................. iii
BAB I PENDAHULUAN.......................................................................................... 1
A. Latar Belakang.......................................................................................... 1
B. Rumusan Masalah................................................................................... 1
C. Tujuan penulisan..................................................................................... 1
BAB II PEMBAHASAN........................................................................................... 2
A. Wudlu ........................................................................................................... 2
B. Mandi ........................................................................................................... 5
C. Tayamum
................................................................................................ 7
BAB III PENUTUP................................................................................................... 9
A. Kesimpulan................................................................................................... 9
B. Saran ........................................................................................................ 9
DAFTAR PUSTAKA................................................................................................ 10
BAB
I
PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang Masalah
Dalam hukum
islam, soal bersuci segala leluk beluknya adalah amalan yang sangat penting,
karena rukun Islam yang kedua ialah shalat, shalat tidak sah keuali dengan
thahatah tidak bisa dilakukan kecuali dengan air dan debu. Whudhu, tayamum dan mandi
beberapa diantaranya. Seorang muslim wajib mengtahui hal tersebut, mulai dari
hukum, syarat-syatat, serta tata cara pelaksanaanya. Dan berikut akan kami
paparkan tentang kegiatannya. Yakni whudu, mandi, tayamum.
B.
Rumusan Masalah
1.
Apa yang dimaksud dengan wudlu?
2.
Apa yang dimaksud dengan mandi?
3.
Apa yang dimaksud dengan tayamum?
C.
Tujuan Penulisan
1.
Untuk mengetahui tantang wudlu
2.
Untuk mengetahui lebih jelas tentang mandi
Untuk mengetahui lebih jelas tentang tayamum
BAB
II
PEMBAHASAN
A.
WUDLU
1.
Pengertian
dan Dasar Hukum Whudlu
Secara etimologi wudlu menunjuk pada
aktifitas penggunaan air yang dialirkan pada anggota tubuh tertentu. Sedangkan
secara terminologi ialah mengalirkan air suci kepada anggota tubuh tertentu
(wajah, kedua tangan, kedua kaki, kepala) dengan cara tertentu.[1]
Dengan melakukan wudlu seseorang diperbolehkan melakukan ibadah yang asalnya
sebab hadats kecil seperti shalat, memegang atau membawa al-Qur’an dan thawaf.[2]
Wudlu disyariatkan bersamaan dengan
disyariatkan shalat lima waktu, yaitu ketika Nabi Muhammad SAW melakukan Isra’
Miraj. Namun sebelumnya Nabi sudah pernah melakukan wudlu sebelum melakukan
Isra’ Miraj, yaitu ketika permulaan Nabi Muhammad SAW diutus menjadi Nabi,
kemudian beliau didatangi malaikat Jibril untuk diajari wudlu kemudian Beliau
diajak malaikat Jibril untuk melakukan shalat dua roka’at (Shalat sunah dua
raka’at).
Kewajiban wudlu ditegaskan Allah dalam
surah al-Maidah ayat 6 yang berbunyi:
Artinya: Hai orang-orang beriman,apabila kamu hendak mengerjakan
shalat, basuhlah mukamu, tangan mu sampai kesiku, usaplah kepalamu, dan cucilah
kakimu sampai mata kaki.[3]
2.
Fardhu
wudlu:
a.
Niat
b.
Membagi
seluruh bagian muka
c.
Membasuh
kedua tanagan sampai siku-sikunya
d.
Mengusap
sebagian dari kepala
e.
Tertib
3.
Sunahnya
wudlu:
a.
Membaca
Bismillah pada permulaannya
b.
Membasuh
kedua telapak sampai dengan pergelangannya
c.
Berkumur
setelah membasuh kedua telapak tangan
d.
Meratakan
didalam mengusap tangan
e.
Mengusap
seluruh bagian kedua telinga, baik pada bagian muka atau belakang atau sampai
lipat-lipatannya, juga sampai pada lobang-lobang telinga
f.
Memasukkan
air ke dalam sela-sela rambut
g.
Memasukkan
air pada sela sela jari-jari kedua tangan dan kaki
h.
Mendahulukan
anggota yang kanandari pada yang kiri
i.
Mengulang
tiga kali pada setiap anggota yang dibasuh dan diusap
j.
Sambung
menyambung.[4]
4.
Syarat
wudlu:
Pengertian syarat
secara etimologi adalah persambungnya sesuatu dengan lainnya yang tidak dapat
dipisahkan, Menurut terminologi adalah sesuatu yang harus dipenuhi sebelum
melakukan ibadah dan harus sinambung sampai selesainya ibadah tersebut.
Syarat-syarat wudlu
terbagi menjadi tiga, yaitu:
a.
Syarat
wajib wudlu
1.
Balaig
2.
Masuknya
waktu shalat
b.
Syarat
sah wudlu:
1. Wudlu menggunakan air suci mensucikan
2. Orang yang berwudlu sudah tamyiz
3. Tidak ada sesuatu yang menghalangi sampainya air pada anggota yang
dibasuh atau diusap
4. Ketika wudlu tidak melakukan hal-hal yang dapat membatalkan wudlu.
c.
Syarat
wajib dan syarat sah wudlu:
1. Orang yang berwudlu harus suci dari haid dan nifas
2. Orang yang berwudlu harus mengetahu bahwa orang yang sedang
dilakukannya merupakan ajaran syara’
3. Tidak dalam keadaan tidur atau diluar kesadaran.[5]
d.
Rukun-rukun wudlu:
1.
Versi
Imam Hanafi
a.
Membasuh
muka
b.
Membasuh
kedua tangan sampai siku
c.
Mengusap
kepala atau rambut kepala minimal seperempat kepala
d.
Membasuh
dua kaki sampai dua mata kaki.
2.
Versi
Imam Maliki
a.
Niat
ketika membasuh muka
b.
Membasuh
muka
c.
Mengusap
semua kepala atau rambut yang ada dibatas kepala
d.
Membasuh
dua kaki sampai mata kaki
e.
Muwalah(terus menerus) dengan cara membasuh anggota wudlu yang lain
sebelum anggota yang telah dibasuh kering, jika keadaan udara dan badan normal.
f.
Menggosok
anggota wudlu yang dibasuh.
3.
Versi
Imam Syafi’i
a.
Niat
ketika membasuh
b.
Membasuh
muka
c.
Mebasuh
dua tangan sampai siku-siku
d.
Mengusap
sebagian kepala atau rambut yang ada diatas kepal
e.
Membasuh
kaki sampai mata kaki
f.
Tertib
4.
Versi
Imam Hambali
a. Niat ketika membasuh muka
b. Membasuh muka
c. Membasuh tangan sampai siku-siku
d. Mengusap seluruh kepala atau seluruh rambut yang ada dibatas kepala
e. Membasuh kaki sampai mata kaki.
5.
Hal
yang membatalkan wudlu
a.
Keluar
sesuatu dari qubul dan dubur berupa apapun
b.
Tidur,
kecuali dalam posisi duduk yang mantap
c.
Hilang
akal, disebabkan gila, mabuk atau yang lain
d.
Bersinanggungan
antara kulit laki-laki dan permpuan yang telah dewasa dan tidak ada hubungan mahram.
e.
Menyentuh
kemaluan manusia dengan bagian telapak tanga
B.
MANDI
1. Pengertian dan Dasar Hukum Mandi
Secara bahasa al-gusul
berarti mengalirkan air kesegala sesuatu secara mutlak. Sedangkan secara
istilah:
a.
Menurut
al-Zuhayli: mengalirkan air keseluruh tubuh dengan cara tertentu
b.
Shafi’iyah:
mengalirkan air keseluruh tubuh disertai dengan niat.[6]
Dasar pelaksanaan mandi adalah QS.al-Ma’idah ayat 6:
Artinya hai orang-orang yang
beriman, apabila kamu hendak mengerjakan shalat, maka basuhlah mukamu dan
tanganmusampai dengan siku-siku, dan basuhlah kepalamu dan kakimu samapi kedua
mata kaki dan jika kamu junub maka mandilah.
2. Hal-hal yang mewajibkan mandi
a. Bersetubuh
b. Keluar mani
c. Terhantinya darah haid dan nifas
d. Melahirkan
e. Orang kafir bila masuk Islam
f. Mati, kecuali mati syahid
3.
Rukun-rukun
mandi
a.
Niat
b.
Meratakan
air keseluruh tubuh (Telinga, pusar, semua rambut, kulit kepala,kuku)
4.
Sunah-sunah
mandi
a.
Membasuh
kedua tangan sebelum memasukkan dalam tempat air sebanyak tiga kali
b.
Membasuh
kemaluan
c.
Berwudlu
dengan sempurna sebelum melaksanakan mandi
d.
Mengalirkan
air ke kepala sebanyak tiga kali sambil menyelang-nyelangi rambut agar air
sampai membasuhi kulit kepala
e.
Mengalirkan
air keseluruh tubuh dengan mendahulukan bagian kanan, menggosok gosok bagian
yang tidak mudah dijangkau.
5.
Yang
dilarang sebab Jinabah
a.
Shalat,
sujud tilawah
b.
Tawaf
c.
Menyentuh
al-Qur’an
d.
Membaca
al-Qur’an
e.
Menetap
dimasjid
6.
Mandi-mandi
yang disunahkan
a.
Mandi
ketika akan melaksanakan shalat Ju’mat
b.
Mandi
ketika melaksanakan shalat dua hari raya
c.
Mandi
ketika melaksanakan ihram, baik untuk haji atau umrah
d.
Mandi
ketika akan melaksanakan wukuf
e.
Mandi
ketika akan melaksanakan tawaf
f.
Mandi
ketiak akan bermalam di Muzdalifah
g.
Mandi
ketika akan memasukki makah
h.
Mandi
ketika akan melempar jumrah
i.
Mandi
ketika akan melaksanakan shalat gerhana
j.
Mandi
ketika habis memandikan mayit
k.
Mandi
ketika sehat dari penyakit dan mabuk.[7]
C.
TAYAMUM
1.
Pengertian
dan Dasar Hukum Tayamum
Menurut bahasa
berasal dari kata “al-qashdu”, yakni menyengaja. Sedangkan menurut istilah menyampaikan
sapuan tanah ke muka dan tangan dengan syarat-syarat tertentu.[8]Sedangkan
dasar hukum tayamum adalah QS.An-Nisa 43:
Artinya: Dan jika kamu sakit atau sedang dalam mufasir atau kembali
ketempat buang air atau kamu telah menyentuh perempuan, kemudian kamu tidak
mendapat air, maka bertayamumlah kamu dengan tanah yang suci, sapulah mukamu
dan tanganmu. Sesungguhnya Allah Maha pemaaf lagi maha pengampun.[9]
2.
Hal-hal
yang memperbolehkan tayamum
Dalam keadaan tertentu , kedua macam bersuci wudlu dan mandi ini dapat
diganti dengan tayamum dengan menggunakan tanah debu kering dan suci. Adapu
sebab-sebab yang memperbolehkan seseorang bertayamum
a.
Tidak
dapat menggunakan air karena sakit atau khawatir sakit.
b.
Tidak
ada persediaan air, atau tidak ditemukan karena dalam perjalanan jauh.
3.
Syarat
dan Rukun Tayamum
Sebab-sebab yang memperbolehkan tayamum:
a.
Telah
masuk waktu sholat
b.
Ada
tanah debu yang suci dan tidak musta’mal
`Sedangkan rukun-rukun tayamum ada
4:
a.
Niat
b.
Mengusap
muka dengan dua telapak tangan, dengan batas-batas sebagaimana dalam wudlu.
c.
Menyapu
kedua belah tangan, sebagaimana dinyatakan dalam ayat diatas
d.
Tertip
4.
Sunah
Tayamum
a.
Membaca
basmalah
b.
Memulai
sapuan dari bagian atas wajah dan dari tangan kanan
c.
Meniup
debu ditelapak tangan sebelum mengusapkan kewajah
d.
Merenggakan
jari-jari ketika mengambil debudari tanah
e.
Menyela-nyela
jari setelah mengusap kedua tangan
5.
Hal-hal
yang Membatalkan Tayamum
a.
Semua
yang membatalkan wudlu
b.
Sudah
dapat menggunakan air
c.
Melihat
air sebelum mulai melaksanakan shalat,dan bagi orang yang sakit bila telah
sanggup memakainya.
d.
Keluarnya
waktu shalat
e.
Murtad.[10]
[1] Isnatin ulfah, Fiqih Ibadah, (Ponorogo:STAIN Ponorogo, 2009),16
[2] Abdu Manan,Fiqih Lintas Mazhab,(Kediri:
PP. Al falah ploso, 2011),25
[3] Dede rosyada, Materi pokok fiqih, (Ponorogo: Ditjen bimbingan agama,
1996), 28
[4] Abu amar, Terjemah fatqul qarib, (Kudus:
Menara kudus,1983),21
[5] A Zainudin dzajuli,
fiqih lintas mazhab, (Kediri: PP. Al falah ploso Kediri,2011),26
[6] Isnatul ulfah, fiqih
ibadah,(Ponorogo, STAIN Ponorogo, 2009),30
[7] Ibid,36
[8] Dede rosyada, Materi pokok fiqih, (Ponorogo: Ditjen bimbingan agama,
1996), 61
[9] Isnatin ulfah, Fiqih Ibadah,
(Ponorogo:STAIN Ponorogo, 2009),37
[10] Dede rosyada, Materi pokok fiqih, (Ponorogo: Ditjen bimbingan agama,
1996), 65
No comments:
Post a Comment