expr:class='"loading" + data:blog.mobileClass'> Keterangan
السلام عليكم ورحة الله وبركاته

Wednesday, 12 April 2017

Etika Pendidik dari Berbagai sumber

ETIKA PENDIDIK DALAM ISLAM



A.Etika Pendidik dalam Alquran dan al-hadits


Alquran menunjukan agar orang yang berilmu mendidik dan mengajarkan ilmunya dengan sifat; tidak takabur karena hanya Allah yang pantas dibesarkan, berpakaian yang bersih dan rapih, menjauhi perbuatan-perbuatan yang tidak baik, tidak mengharapkan hanya dunia semata, dan bersifat sabar.
        
-                                 
Pendidik harus merendah pada perserta didik, bersifat lembut tidak bersifat kasar dan kejam
  

Kekejian dan kekejaman yang dilakukan pendidik akan berdampak lahirnya adzab, la’nat dan kemarahan Allah
      -


Dengan kelembutan pendidik tidak akan muncul sesuatu kecuali hiasan yang menghias keindahan dirinya, dan tidak akan hilang kecuali menghilangkan keaibannya
        





Pendidik boleh mengambil ujrah dengan tidak menghilangkan niat besar mulia beribadah lewat menyebarkan ilmu.




B.Etika Pendidik dalam pandangan ahli pendidikan muslim

Untuk menyempurnakan syarat-syarat itu para ahli pendidikan Islam berpendapat bahwa pendidik harus memiliki sifat-sifat tertentu. Sifat-sifat pendidik ini dapat disederhanakan sebagai berikut: (1)  kasih sayang  kepada  anak didik;                                                                                               (2) lemah lembut; (3)  rendah  hati;  (4)  menghormati ilmu  yang  bukan pegangannya; (5)  adil; (6)
menyenangi jihad; (7) konsekuen, perkataan sesuai dengan perbuatan; dan (8) sederhana.1
Al-Ghazali memaparkan sifat-sifat yang harus dimiliki oleh seorang pendidik, yaitu: (1) Kasih sayang, seperti kepada anak sendiri; (2) Tidak mengharapkan materi, tetapi mengharap ridha Allah dan taqarrub kepada-Nya; (3) Tidak berhenti menasihati murid, sekalipun hak yang kecil; (4) Kontrol sosial bagi murid dengan cara  lemah lembut;  (5)  Tidak  merendahkan  ilmu  dan  orangnya;  (6)  Memberikan  materi   sesuai
dengan    kemampuan    akal    peserta    didik;    (7)    Memotivasi    peserta    didik    yang berkemampuan rendah; dan (8) Berindak sesuai dengan ilmunya.2
Sedangkan menurut al-Abrasyi pendidik harus memiliki sifat-sifat: (1) Abawi-yah (kebapakan); (2) Komunikatif; (3) Memberi materi sesuai dengan kemampuan akal peserta didik; (4) mempunyai rasa tanggung jawab terhadap nasyarakat; (5) Suri teladan dalam keadilan, kesetiaan dan kesempurnaan; (6) Ikhlas; (7) berwawasan luas; (8) Selalu mengkaji ilmu; (9) Mengajar dan mengelola kelas dengan baik;      (10)    Memperbanyak
ilmu  dengan  ruh  ilmu-ilmu  baru;  (11)  Komitmen  tinggi;                 (12-)Sehat;  dan  (13) berkepribadian kuat.3



1Tafsir, Ilmu Pendidikan, hlm. 84.
2Al-Ghazali, Ihya ‘Ulum, hlm. 55-59.
3Al-Abrasyi, Ruh al-Tarbiyať, hlm.207-225, dan Al-Abrasyi, Al-Tarbiyať al-Islamiyať , hlm. 303.


Menurut al-Nahlawi, agar pengajar dewasa ini dapat menjalankan tugasnya  seperti yang diembankan Allah kepada para Rasul dan pengikut mereka, maka guru harus memiliki sifat-sifat: (1) Rabbani dalam menentukan tujuan, tingkah laku, dan pola   pikir;
(2) Ikhlas; (3) Sabar; (4) Jujur dalam menyampaikan apa yang diserukan-nya; (5) Membekali diri dengan ilmu; (6) Menguasai metode-metode mengajar  yang    bervariasi;
(7) Mampu mengelola siswa; (8) Mengetahui psikis siswa; (9) Tanggap terhadap  berbagai kondisi dan perkembangan dunia; dan (10) Bersikap adil.4
Dari penjelasan di atas dapat ditarik kesimpulan bahwa, sifat atau etika pendidik terbagi tiga macam: pertama, sifat yang terkait dengan dirinya sendiri. Pendidik dalam bagian ini paling tidak memiliki dua sifat, yaitu: (1) sifat-sifat keagamaan (diniyah) yang baik, meliputi patut dan tunduk terhadap syariat Allah dalam bentuk ucapan dan  tindakan; dan (2) sifat-sifat akhlak yang mulia (akhla-qiyah), seperti menghias diri (tahalli) dengan memeliharanya, khusyu’, rendah hati, menerima apa adanya, zuhud, memiliki daya dan hasrat yang kuat dalam ilmunya.
Kedua, sifat terhadap peserta didiknya. Pendidik dalam bagian ini paling tidak memiliki tiga sifat, yaitu: (1) sifat-sifat sopan santun (adabiyah), yang terkait dengan akhlak yang mulia seperti di atas; (2) sifat-sifat memudahkan, menyenangkan dan menyelamatkan (muhniyah); dan (3) sifat kebapakan (abawiyah), dan yang terpenting sifat kasih sayang.
Ketiga, sifat dalam proses belajar-mengajar. Pendidik dalam bagian ini paling tidak mempunyai dua sifat, yaitu: (1) sifat-sifat memudahkan, menyenangkan dan menyelamatkan (muhniyah); dan (2) sifat-sifat seni, yaitu seni mengajar yang menyenangkan, sehingga peserta didik tidak merasa bosan.





4Al-Nahlawi, Uşul al-Tarbi yať, hlm. 171-176.

No comments:

Post a Comment

pasang
<<<Judul BLOG>>>>