expr:class='"loading" + data:blog.mobileClass'> Keterangan
السلام عليكم ورحة الله وبركاته

Friday, 7 April 2017

URGENSI DAN TUJUAN STUDI ISLAM DI DUNIA

PENGANTAR STUDI ISLAM

     A.    Pengertian studi islam

            Studi islam secara etimologis merupakan terjemahan dari bahasa arab Dirasah Islamiyah. Sedangkan setudi islam dibarat dikenal dengan istilah Islamic Studies. Maka setudi islam secara harifah adalah kajian mengenai hal hal yang berkaitan dengan islam. Makna ini sangat umum sehingga perlu ada sepesifikasi pengertian terminologis tentang studi islam dalam kajian yang sistematis dan terpadu.
            Studi secara sederhana dapat dapat dikatakan sebagai usaha untuk mempelajari hal hal yang berkaitan dengan agama islam. Dengan kata lain setudi islam adalah usaha sadar dan sistematis untuk mengetahui dan memahami serta membahas secara mendalam seluk beluk atau hal hal yang berhubungan dengan agama islam, baik ajaran, sejarah maupun praktik praktik pelaksanaannya secara nyata dalam kehidupan sehari hari, sepanjang sejarahnya.[1]
     Di kalangan umat islam, setudi keislaman bertujuan mendalami dan memahami serta membahas ajaran ajaran islam agar mereka dapat melaksanakan dan mengamalkan dengan benar. Adapun di luar kalangan umat islam , studi islam bertujuan mempelajari seluk beluk agama dan praktik keagamaan yang berlaku dikalangan umat islam yang semata mata sebagai ilmu pengetahuan.[2]

   B.     Urgensi studi islam

             Dari segi tingkatan kebudayaan, agama merupakan universal cultural. Salah satu prinsip teori fungsional menyatakan bahwa segala sesuatu yang tidak berfungsi akan lenyap dengan sendirinya. Karena agama islam dari dulu hingga sekarang dengan teguh dengan teguh menyatakan eksistensinya. Hal ini berarti bahwa agama mempunyai dan memerankan sejumlah peran dan fungsinya di masyarakat.[3] Oleh karena itu, studi islam dituntut untuk membuka dirinya agar studi islam mampu berkembang dan beradaptasi dengan dunia moderen serta menjawab tantangan kehidupan dunia dan budaya moderen.[4]
    Adapun urgensi studi islam dapat dipahami sebagai berikut:
1.      Umat islam saat ini berada dalam kondisi problematik
     Umat islam pada saat ini berada pada masa yang lemah dalam segala aspek kehidupan sosial budaya yang mana harus berhadapan dengan dunia moderen yang seba praktis dan maju. Oleh karena itu, umat islam tidak boleh terjebak pada romantisme, artnya menyibukkan diri untuk membesarkan kejayaan masa lalu yang terwujud dalam sejarah islam, sementara saat ini islam masih silau menghadapi masa depannya. Umat islam memang berada dalam suasana problematik. Jika sekarang umat islam masih berpegang teguh pada ajaran ajaran islam hasil penafsiran ulama terdahulu yang dianggap sebagai ajaran yang mapan dan sempurna serta paten, berarti mereka memiliki intelektual sebatas itu saja yng pada ahirnya menghadapi masa depan suram. Oleh karena itu, disinilah pentingnya studi islam yang dapat mengarahkan dan bertujuan untuk mengadakan usaha usaha pembaharuan dan pemikiran kembali ajaran ajaran agama islam yang merupakan warisan ajaran yang turun temurun agar mampu beradaptasi dan menjawab tantangan serta tuntutan zaman dan dunia moderen dengan tetap bepegang pada sumber ajaran islam yang murni dan asli, yaitu Al quran dan As sunnah. Studi islam juga dapat diharapkan mampu memberikan pedoman dan pegangan hidup bagi umat islam agar tetap menjadi seorang muslim sejati, yang hidup dalam dan mampu menjawab tantangan serta tuntutan zaman moderen maupun era global sekarang.[5]
2.      Umat islam dan peradabannya berada dalam suasana problematik
                   Pesatnya perkembangan dan kemajuan ilmu pengetahuan dan kemajuan illmu pengetahuan dan teknologi moderen telah membuka era baru dalam perkembangan budaya dan peradaban umat manusia, yang dikenal dengan era globalisasi. Pada era ini ditandai demgan semakin dekatnya jarak hubungan komunikasi antar bangsa dan budaya umat manusia. Dunia tanpak sebagai satu ketergantungan antar satu dan yang lainya. Tidak satu bangsa dan negara pun yang bisa berdiri sendiri secara terpisah dari bangsa dan negara lainnya. Bangsa dan negara yang sudah maju memerlukan bangsa dan negara yang sedang berkembang. Demikian pula sebaliknya eksistensi bangsa dan negara yang sedang berkembang bergantung pada bangsa dan negara yang sudah maju, sekalipun ketergantungannya itu memiliki motivasi dan kualitas berbeda.[6]
             Pada suasana semacam ini tentunya umat manusia membutuhkan aturan aturan, nilai nilai dan norma norma serta pedoman dan pegangan hidup yang universal dan diakui atau diterima oleh semua bangsa. Hal ini diperlukan demi terciptanya kehidupan yang aman dan dami diantara mereka guna mewujudkan kemakmuran dan kesehjahteraan hidup dalam kehidupan umat manusia didunia.[7]
          Masalahnya adalah, “dari mana sumber aturan, nilai norma, serta pedoman hidup yang universal itu diperoleh?” umat manusia, dalam sejarah peradapan dan kebudayaan, memang telah berhasil menemukan aturan, nilai, dan norma sebagai pedoman dan pegangan hidup, yang berupa agama, filsafat, serta ilmu pengetahuan dan teknologi. Namu demikian, agama telah ditinggalkan oleh perkembangan filsafat, ilmu pengetahuan dan teknologi. Filsafat dan ilmu pengetahuan yang selama ini diandalkan ternyata juga tidak mampu memberiakan pedoman dan pegangan hidup, apalagi aturan aturan yang universal. Dengan demikian agama, filsafat, dan ilmu pengetahuan dipandang tidak mampu memberikan bimingan, apalagi mengontrol terhadap perkembangan budaya dan perdapan manusia pada masa moderen dan era globalisasi saat ini.
        Jika ilmu pengetahuan dan teknologi moderen dibiarkan berkembang terus menerus secara bebas tanpa control dan pengarahan, maka akan menyebabkan kehancuran dan malapetaka yang mengancam kelangsungan hidupnya dan peradapan manusia itu sendiri.
    Harold, H. Titus dan beberapa filosof dewasa ini dalam menjelaskan situasi problematis tersebut menyatakan bahwa “filsafat sekarang telah mencapai kekuatan besar tetapi tanpa kebijaksanaan”, kita hidup dalam suatu periode yang mirip dengan tahap tahap terahir dari kebudayaan gereeko romawi, renassance, reformasi, dan revolusi in dustri dimana terjadi perubahan yang menyentuh kehidupan manusia dan masyarakat. Manusia telah menciptakan keluatan yang besar dalam bidang sains dari teknologi. Tetapi kekuatan sering digunakan untuk maksud maksud merusak (destruktif). Manusia telah memperluas jangkauan dan kualitas pengetahuan, tetapi belum bisa mendekapi cita cita perorangan, realisasi diri, dan aktualisasi diri.
         Islam sebagai agama yang rahmatan lil alamin, tentunya mempunyai konsep konsep atau ajaran ajaran yang bersiafat alami dan universal, yang dapat menyelamatkan manusia dan alam semesta dari kehancurannya. Karena itu islam harus bisa menawarkan nilai nilai, norma norma, dan aturan aturan hidup yang bersifat manusiawi dan universal itu kepada dunia moderen, dan diharapkan dapat memberikan alternatif alternatif pemecahan terhadap keadaan problematis. Kondisi ini juga berada dalam situasi yang juga serba problematis. Kondisi kehidupan sosial dan perdapan umat islam sendiri saat ini juga berada dalam keadaan yang lemah dan tak berdaya.
       Disinilah letak urgensi setudi islam, untuk menggali kembali ajaran ajaran islam yang asli dan murni, dan yang bersifat manusiawi dan universal. Dari situ kemudian di trasformasiakan pepada generasi penerusnya.

   C.    TUJUAN STUDI  ISLAM

    Muhamin dalam bukunya mengemukakan bahwa arah dan tujuan studi islam dapat dirumuskan sebagai berikut:
1.      Untuk mempelajari secara mendalam apa sebenarnya (hakikat) agama islam.
         Allah menurunkan agama sebagai alat untuk membimbing dan mengarahkan serta menyempurnakan pertumbuhan dan perkembangan agama agama dan budaya umat manusia dimuka bumi. Allah juga menurunkan ajaran islam sebagai frase awal dari pertumbuhan dan perkembangan akal dan budi daya manusia. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa ajaran islam sebagai frase awal dari pertumbuhan dan perkembangan akal dan budi daya manusia. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa ajaran agama islam telah tumbuh dan berkembang sejalan dengan pertumbuhan dan perkembangan akal fikiran dan budi daya serta agama.[8]
2.      Untuk mempelajari secara mendalam pokok pokok isi ajaran agama islam asli, dan operasionalnya dalam pertumbuhan dan perkembangan budaya dan perdapan islam sepanjang sejarahnya.
     Agama islam adalah agama fitrah sehigga pokok-pokok isi ajaran agama islam tentunya sesuai dengan fitrah manusia. Fitrah adalah potensi manusia . potensi inilah yang menyebabkan manusia hidup, tumbuh dan berkembang. Sebagai agama fitrah, pokok-pokok ajaran agama islam tersebut akan tumbuh dan berkembang secara operasional dan serasi bersama dengan pertumbuhan dan perkembangan fitrah manusia tersebut.[9]
3.      Untuk mempelajarai secara mendalam sumber dasar ajaran agama islam yang tetap abadi dan dinamis
    Agama islam sebagai agama samawi terahir membawa ajaran ajaran yang bersifat final dan mampu memecahkan masalah masalah kehidupan manusia, menjawab tantangan dan tentunya sepanjang zaman. Permasalahan dan tantangan dan tautan hidup manusiapun bertumbuh kembang menjadi kompleks dan menimbulkan pertumbuhan dan perkembangan sistem kehidupan budaya dan peradapan manusia yang maju dan moderen.[10]
4.      Untuk mempelajari secara mendalam prisip prinsip dan nilai nilai dasar ajaranagama islam, dan bagaimana membimbing dan mengarahkan serta mengontrol perkembangan budaya dan peradapan manusia pada zaman moderen.
     Nilai dan prinsip dasar ajaran agama islam diharapkan menjadi alternagtiveyang mampu mengarahkan, mengontrol, dan mengendalikan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi moderen serta faktor dinamika lainnya dari sistem budaya dan peradapan manusia menuju terwujudnya kondisi kehidupan yang adil dan makmur.[11]





BAB III
PENUTUP
KESIMPULAN
  1.      Studi islam secara etimologis merupakan terjemahan dari bahasa arab Dirasah Islamiyah. Sedangkan setudi islam dibarat dikenal dengan istilah Islamic Studies. Maka setudi islam secara harifah adalah kajian mengenai hal hal yang berkaitan dengan islam. Makna ini sangat umum sehingga perlu ada sepesifikasi pengertian terminologis tentang studi islam dalam kajian yang sistematis dan terpadu. Pengertian semakna adalah usaha sadar dan sistematis untuk mengetahui dan memahami serta membahas secara mendalam seluk beluk atau hal hal yang berhubungan dengan agama islam, baik ajaran, sejarah maupun praktik praktik pelaksanaannya secara nyata dalam kehidupan sehari hari, sepanjang sejarahnya.
  2.      Arah studi islam adalah fenimena agama dengan berbagai pandangan dan bukan untuk mempersempit makna agam pada persoalan ketuhanan, kepercayaan , dan ibadah. Perkembangan studi agama mendorong peluang pesat munculnya cabang keilmuan, keagamaan seperti sejatrah agama, pisikologi agama, antropologi agama.
  3.      Lemahnya pengusaan metedologi studi agam serta kelengahan umat islam menyebabkan menjamurnaya aliran-aliran baru yang dianggap sesat baik dari dalam islam sendiri maupun agama agama lain.
  4.      Cara pandang yang keliru mengenai islam akan menimbulkan sebuah pandangan dan pengertian yang keliru pula tentang islam.
   5.      Islam selain sebagai agama yang sesuai dengan fitrah manusia, juga sebagai faktor penunjang majupesatnya ilmu pengetahuan, karena Al Qur’an adalah sumber ilmu pengetahuan yang tinggi.
  6.      Tingkat pemahaman yang bervariativ cenderung membawa pola perilaku yang berbeda. Hal ini menunjukkan memberi daya umat yang baik namun tidak ditunjang oleh penguasaan keilmuan, keislaman, lemah dalam pengasaan metodlogi, tidak terorganisai dan tersistematik dalam sertuktur pengetahuannya. Dampaknya juga kualitas pemahaman agama dan keberagamaan yang belum responsif terhadap berbahgai persoalan yang universal.
   7.      Adapun arah dan tujuan studi islam sebagai berikut:
1.      Untuk mempelajari secara mendalam apa sebenarnya (hakikat) agama islam itu, dan bagaimana posisiserta hubungannya denga agama-agama lain dalam kehidupan budaya manusia.
2.      Untuk mempelajari secara mendalam pokok pokok isi ajaran agama islam asli, dan operasionalnya dalam pertumbuhan dan perkembangan budaya dan perdapan islam sepanjang sejarahnya.
3.      Untuk mempelajarai secara mendalam sumber dasar ajaran agama islam yang tetap abadi dan dinamis, dan bagaimana aktualisasinya.
4.      Untuk mempelajari secara mendalam prisip prinsip dan nilai nilai dasar ajaranagama islam, dan bagaimana membimbing dan mengarahkan serta mengontrol perkembangan budaya dan peradapan manusia pada zaman moderen.



DAFTAR PUSTAKA
Abdullah, Amin. 2002. Studi Agama; norvamitasa atau historitas. Yogjakarta ; Pustaka pelajar
Abdullah, Yatimin. 2006. Studi Islam. Jakarta ; Amzah. Nata, Abuddin. 2005. Metodologi Studi Islam Jakarta: Raja GrafidoPersada



[1] Muhamin,dkk.,Dimensi-Dimensi studi islam, Abditama, Surabaya, 1994, hlm. 11.
[2] Tim penyusun, “Studi Islam di berbagai negara”,  IAIN Sunan Ampel Surabaya, 2006, makalah tidak diterbitkan, hlm. 6.
[3] Djamari, Agama dalam Persepektif sosiologi, Afabeta, Bandung, 1993, hlm. 79.
[4] Atang Abd. Hakim dan Jaih Mubarok, Metodologi Studi Islam, Rosda, Bandung, 2004, hlm 7.
[5] Ibid., hlm 14.
[6] Ibid., hlm 15
[7] Ibid
[8] Ibid
[9] Ibid., hlm. 20.
[10] Ibid., hlm. 21.
[11] Ibid., hlm. 22.

No comments:

Post a Comment

pasang
<<<Judul BLOG>>>>