expr:class='"loading" + data:blog.mobileClass'> Keterangan
السلام عليكم ورحة الله وبركاته

Tuesday, 28 March 2017

Praktikum model pembelajaran Dick&Carry (Mahasiswa insuri ponorogo)

Praktikum Dick & Carey



LANGKAH IIDENTIFIKASI TUJUAN UMUM PEMBELAJARAN(Identifiy Instructional Goal(s) )


Identifikasi masalah belajar perlu dilakukan pertama kali. Dengan identifikasi masalah yang ada, maka akan didapatkan gambaran utuh mengenai kebutuhan-kebutuhan siswa yang sebenarnya. Hasil dari identifikasi masalah tersebut dijadikan patokan dalam menetapkan tujuan umum pembelajaran. Identifikasi tujuan umum pembelajaran akan menjadi arah “mata angin” dari segala kegiatan yang dilakukan oleh pelajar dan pengembang. Identifikasi tujuan umum pembelajaran, disamping disesuaikan dengan kebutuhan siswa, juga disesuaikan dengan kurikulum yang diberlakukan di sekolah.
Berdasarkan paparan tersebut, terdapat 2 rumusan tujuan umum pembelajaran dalam mata pelajaran Fiqih kelas X MA materi Haji, Umrah, dan hikmahnya
1.      Menjelaskan Haji dan hikmahnya
2.      Menjelaskan Umrah dan hikmahnya

Setelah dibuat 2 rumusan tersebut kemudian dilanjutkan dengan menganalisis pembelajaran berdasarkan pada tujuan pembelajaran yang telah ditetapkan.




.

LANGKAH IIMELAKUKAN ANALISIS PEMBELAJARAN(Conduct Instructional Analysis)


Dalam lngkah II ini, pertama mengklasifikasi tujuan ke dalam ranah belajar menurut Gagne, menentukan langkah demi langkah apa yang dilakukan pebelajar ketika mereka melakukan tujuan tersebut (mengenali keterampilan bawahan / subordinat). Langkah terahir dalam proses analisis intruksional adalah untuk menentukan keterampilan, pengetahuan, dan sikap, yang dikenal dengan perilaku masukan (entry behaviors), yang diperlakukan untuk dapat memulai pembelajaran.
Jadi, melalui kegiatan analisis pembelajaran ini, terdapat dua langkah pokok, yaitu menggolongkan/mengklasifikasi rumusan tujuan sesuai dengan ranah belajar dan menentukan langkah-langkah pokok secara urut yang harus dilakukan oleh pebelajar.
Penggolongan ranah tersebut meliputi sejumlah keterampilan intelektual, keterampilan psikomotor, informasi verbal, sikap, dan pengelolahan informasi (Gagne, 1988).
Berkaitan dengan pengembangan mata pelajaran fiqih materi haji, umrah dan hikmahnya maka ranah belajar yang dirumuskan juga sesuai dengan kelima ranah Gagne tersebut.
Untuk lebih jelasnya gambaran mengenai kedua analisis tersebut, penulis sajikan dalam bentuk gambar 1.1 sebagai berikut:





ANALISIS PEMBELAJARAN BERDASARKAN TUJUAN
02
Umrah

01
Haji
Deskripsi mata pelajaran fiqih materi
Haji, umrah, dan hikmahnya




                                                    

Gambar 1.1: urutan pembelajaran keterampilan intelektual


TUJUAN UMUM 0I
MEMAHAMI HAJI DAN HIKMAHNYA
Haji
01

Devinisi
1.1.



Rukun, syarat dan wajib haji
1.3.
Hukum Haji
1.2.



Macam-macam haji
1.4.



Hikmah haji
1.5.



1.4.1.

1.4.2.

1.4.3.....
1.5.2.

1.5.5.

1.5.6.

1.5.1.

1.5.3.

1.5.4.

  
KETERANGAN
1.4.                      : Macam-macam haji
1.4.1.                   : Haji Ifrod
1.4.2.                   : Haji Tamattu’
1.4.3.                   : Haji Qiran
1.5.                      : Hikmah Haji
1.5.1.                   : Memperteguh dan meningkatkan taqwa kepada Allah SWT
1.5.2.                   : Menumbuh-kembangkan semangat berkorban
1.5.3.                   : Dapat mengenal dari dekat tempat-tempat bersejarah
1.5.4.                   : Sarana untuk membina persatuan dan kesatuan umat islam
1.5.5.                   : Mendorong setiap agar selalu memelihara kekuatan fisik dan mental
1.5.6.                   : Dapat menghindarkan dosa dan maksiat yang mungkin terjadi



TUJUAN UMUM II
MEMAHAMI UMRAH DAN HIKMAHNYA
Umrah
02
Devinisi
2.1.
Hukum Umrah
2.2.
Rukun, syarat dan wajib Umrah
2.3.
Hikmah Umrah
2.4.
2.4.1.

2.4.2.
2.4.3.
2.4.4.
2.4.5.
2.4.6.










KETERANGAN
2.4.                      : Hikmah Umrah
2.4.1.                   : Memperteguh dan meningkatkan taqwa kepada Allah SWT

2.4.2.                   : Menumbuh-kembangkan semangat berkorban
2.4.3.                   : Dapat mengenal dari dekat tempat-tempat bersejarah
2.4.4.                   : Sarana untuk membina persatuan dan kesatuan umat islam
2.4.5.                   : Mendorong setiap agar selalu memelihara kekuatan fisik dan mental
2.4.6.                   : Dapat menghindarkan dosa dan maksiat yang mungkin terjadi



LANGKAH IIIANALISIS PEBELAJAR DAN LINGKUNGAN(Analyze Learners And Contexts) 

Langkah ini menjelaskan kegiatan-kegiatan analisis pebelajar dan analisis konteks dimana mereka akan belajar dan dan bagaimana melakukannya. Di samping itu, langkah ini juga mengarah pada upaya identifikasi karakteristik pebelajar dan mengenali keterampilan bawaaan pebelajar sebagai acuan dalam penyusunan bahan dan strategi pembelajaran yang akan digunakan.
Upaya identifikasi keterampilan bawaaan (sub ordinate) atau menurut Piaget dalam Slavin (2005) disebut Prior Knowledge, mempunyai peranan yang sangat penting dalam perancangan desain pembelajaran, karena akan memberikan arah pada penyusunan setiap materi pembahasan yang hendak dikembangkan. Seperti yang dikatakan oleh Gagne (1988) “keterampilan bawahan merupakan salah satu penentu kebarhasilan pembelajaran”.
Setelah diidentifikasi keterampilan bawahan pebelajar, maka kegiatan selanjutnya adalah mengidentifikasi karakteristik umum pebelajar. Degeng (1989) mengartikan karakteristik umum sebagai aspek-aspek kualitas perseorangan  pebelajar. Kualitas perseorangan menjadi prasyarat dalam pemilihan strategi pembelajaran. Ketepatan analisis terhadap kualitas perseorangan berpengaruh pada ketepatan mempreskrisikan strategi pembelajaran yang sesuai. Karena itu, seorang perancang atau pengembang bahan ajar hendaknya memperkatikan prosedural dalam proses identifikasi karakteristik tersebut.
Adapun proses identifikasi karakteristik umum pebelajar dapat dilakukan melalui wawancara, observasi, dan pre-test kemampuan awal. Menurut Dick and Carey, karakteristik belajar pebelajar dapat diamati melalui prior knowledge, usia, tingkat kelas, bakat, kesehatan, dan motivasi belajarnya.
Dalam desain pembelajaran ini, penulis menggunakan pembelajaran individual (individualized intruction) dalam menganalisis konteks pebelajar, sedangkan untuk menganalisis karakteristik pebelajar, akan dilakukan dengan cara wawancara, observasi, dan pre test kemampuan awal. Bagi pebelajar yang sudah mencapai hasil standar maka akan diberikan materi tambahan sebagai pengayaan. Sedangkan untuk pebelajar yang belum mencapai standar, maka akan diberikan remidial untuk mencapai hasil standar.


LANGKAH IVMERUMUSKAN TUJUAN PERFORMANSI(Write Performance Objectives)

                 Bagian ini berisi tentang uraian-uraian rinci mengenai suatu keterampilan yang akan dikuasai oleh pebelajar setelah mengikuti kegiatan pembelajaran dalam satu unit tertentu.bagian ini juga menyatakan kondisi yang diperlukan agar siswa dapat melakukan unjuk kemampuan dari pengetahuan yang telah dipelajari dan kriteria yang dapat digunakan untuk menentukan keberhasilan siswa dalam menempuh proses pembelajaran.
                 Tujuan performansi sering disebut dengan “tujuan perilaku” (behavioral objective). Dick and Carey (1990) mengistilahakannya dengan “intructional objectives”. Dalam kurikulum pendidikan di Indonesia disebut dengan tujuan pembelajaran khusus (TPK) atau dalam kurikulum KBK dan KTSP diistilahkan dengan kompetensi dasar (KD).
Dalam  perumusan TPK, hendaknya diperhatikan beberapa hal, antara lain:
1.    Harus dijabarkan dari keterampilan bawahan yang terdapat dalam bagian analisis pembelajaran secara konsisten
2.    Dibolehkan menggunakan satu kalimat atau lebih
3.    Harus menghindari penggunaan kalimat “setelah mengikuti materi ini, pebelajar ...” sebagai bagian dari kondisi.
4.    Tujuan performansi ini digunakan sebagai acuan yang digunakan dalam penyusunan butir-butir test.
Paparan konseptual diatas kemudian dijadikan landasan dalam merumuskan tujuan performansi pada desain pembelajaran mata pelajaran fiqih materi Haji, Umrah, dan hikmahnya. Adapun rumusan tujuan performansi berdasarkan tujuan pembelajaran dapat dilihat dari tabel 01 berikut:
Table 01

ANALISIS PEMBELAJARAN BERDASARKAN TUJUAN
No
Tujuan umum pembelajaran
Domain Pembelajaran
01
Menjelaskan pengertian haji dan hikmahnya
Intellectual skill
02
Menjelaskan pengertian umrah dan hikmahnya
Intellectual skill


LANGKAH VPENGEMBANGAN INSTRUMEN PENILAIAN(Develop Assesment Instruments)


Dalam langkah mengembangkan instrumen penilaian ini penulis menggunakan instrumen Criterion-Referenced Test atau Tes Acuan Patokan. Tes ini dimanfaatkan untuk mengukur kemampuan pebelajar seperti yang diperkirakan dalam tujuan. Penekanan utama pada butir-butir tes acuan patokan berkaitan dengan jenis keterampilan atau unjuk kerja pebelajar yang digambarkan dalam tujuan pembelajaran.
Menurut Dick and Carey (1990) alasan menggunakan tes acuan patokan ini adalah karena 1) Tes acuan patokan mengacu pada hubungan antara apa yang dicantumkan dalam tujuan pembelajaran dan apa yang dicapai oleh pebelajar. Dengan kata lain, apakah subjek telah mencapai suatu performansi sebagaimana yang telah dikriteriakan dalam tujuan pembelajaran dalam unit materi tertentu. 2) Tes acuan patokan merujuk pada spesifikasi kecukupan unjuk kerja (performance) yang diharapkan untuk dikuasai pebelajar. Tes Acuan Patokan pada spesifikasi unjuk kerja ini bisa diwujudkan dengan menuliskan satu butir tes untuk mengukur satu tujuan performansi dan beberapa butir tes digunakan untuk mengukur satu tujuan performansi atau dengan membuat beberapa butir tes untuk mengukur beberapa tujuan performansi.
Terdapat empat tipe tes acuan patokan yang dikemukakan oleh Dick and Carey (2001), yaitu:
1)        Entry behavior test (EBT), tes ini diberikan pada pebelajar sebelum kegiatan pembelajaran dimulai. Tujuannya adalah untuk mengetahui sejauh mana penguasaan keterampilan bawahan yang dimiliki pebelajar atau untuk mengukur keterampilan yang harus dikuasai oleh pebelajar sebelum pembelajaran dimulai.
2)        The pretest, test ini juga diberikan kepada pebelajar sebelum pembelajaran dimulai, adapun tujuannya adalah untuk mengetahui apakah pebelajar telah menguasai beberapa keterampilan atau bahkan seluruhnya, apabila pebelajar telah menguasai keseluruhan maka pembelajaran tidak perlu dilaksanakan, akan tetapi bila pebelajar menguasai hanya sebagian saja, maka maka hasil pretest akan digunakan untuk menelolah waktu dan materi pelajaran secara lebih efisien
Kedua tes ini sama dalam waktu pelaksanaannya, maka keduanya sering kali digabung dalam satu instrumen. Penulis membuat keputusan untuk EBT, seberapa siapkah pebelajar memulai pembelajaran, dan untuk pretest, apakah suatu materi pmbelajaran masih perlu disampaikan atau tidak.
3)        Practice test, tes ini diberikan padabebelajar selama pembelajaran berlangsung untuk mengaktifkan mereka dalam setiap aktifitas pembelajaran, tes ini memungkinkan untuk mengulang pengetahuan pebelajar dan juga keterampilan baru, sekaligus memutuskan pada diri sendiri sejauh mana pemahaman dan keterampilan mereka.
4)        Post test, tes ini diberikan setelah pembelajaran berakhir, adapun tujuan tidak berbeda dengan pretest, yaitu mengukur tujuan pembelajaran khusus (TPK).
Dalam pengembangan desain pembelajaran pada mata pelajaran fiqih materi Haji, Umrah, dan hikmahnya ini, perancang akan menggunakan empat tipe tes di atas, hal ini dikarenakan para pebelajar belum pernah mendapatkan materi pelajaran prasyarat.
Pengembangan butir-butir tes dapat dilihat pada tabel 02

Tabel 02ENTRY BEHAVIOR TEST (EBT)

no
Sub Keterampilan
Tujuan Performansi
Butir Tes
01
Haji dan hukumnya
Siswa dapat menjelaskan pengertian haji dan hukumnya
Jelaskan pengertian haji menurut syara’ dan istilah !
Bagaimana hukum haji menurut jumhur ulama’?
02
Umrah dan hukumnya
Siswa dapat menjelaskan pengertian umrah dan hukumnya
Jelaskan pengertian umrah menurut syara’ dan istilah !
Bagaimana hukum umrah menurut jumhur ulama’?







Tabel 03
PRETEST
no
Sub keterampilan
Tujuan performansi
Butir tes
01
Haji dan hikmahnya
Siswa dapat menjelaskan pengertian haji menurut tokoh islam

Siswa dapat menjelaskan rukun, syarat dan wajib haji menurut tokoh islam

Siswa dapat menjelaskan hukum haji menurut tokoh islam

Siswa dapat menyebutkan hikmah haji

Jelaskan pengertian haji menurut Imam Syafi’i !


Jelaskan rukun, syarat dan wajib haji menurut Imam Syafi’i !

Jelaskan hukum haji menurut Imam Syafi’i !

sebutkan 3 hikmah haji!
02
Umrah dan hikmahnya
Siswa dapat menjelaskan pengertian umrah menurut jumhur ulama’

Siswa dapat menjelaskan rukun, syarat dan wajib umrah menurut jumhur ulama’

Siswa dapat menjelaskan hukum umrah

Siswa dapat menyebutkan
hikmah umrah
Jelaskan pengetian umrah menurut jumhur ulama’!


Jelaskan rukun, syarat dan wajib umrah menurut jumhur ulama’!

Bagaimana hukum umrah menurut yang asal?

Sebutkan 3 hikmah umrah!



Tabel 04
PRACTICE TEST
No
Sub keterampilan
Tujuan performansi
Butir tes
01
Haji dan hikmahnya
Siswa dapat menjelaskan macam macam haji
Jelaskan macam-macam haji dari segi pelaksanaannya!
02
Umrah dan hikmahnya
Siswa dapat menjelaskan rukun, syarat dan wajib umrah
Jelaskan rukun, syarat dan wajib umrah!

Tabel 05
POSTTEST

No
Sub keterampilan
Tujuan performansi
Butir tes
01

Pengertian Haji
Siswa dapat menjelaskan pengertian haji menurut bahasa dan istilah
Jelaskan pengertian haji menurut bahasa dan istilah!
1.1
Haji menurut beberapa tokoh islam
Siswa dapat menjelaskan pengertian haji menurut beberapa tokoh islam
Jelaskan pengertian haji menurut Imam Syafi’i dan Imam Hambali !
1.2
Hukum haji
Siswa dapat menjelaskan hukum haji
Bagaimana hukum haji menurut islam?

1.3
Rukun dan syarat haji
Siswa dapat menjelaskan rukun dan syarat haji
Jelaskan rukun dan syarat haji!
1.4
Macam-macam haji
Siswa dapat menjelaskan  macam-macam haji
Jelaskan pengertian haji ifrod!
Jelaskan pengertian haji tamattu’ !
Jelaskan pengertian haji qiran!
1.5
Hikmah haji
Siswa dapat memahami hikmah dari haji
Apa saja hikmah dari haji dalam kehidupan nyata?
02
Pengertian Umrah
Siswa dapat menjelaskan pengertian umrah secara bahasa dan istilah
Jelaskan pengertian umrah secara bahasa dan istilah!
2.1
Umrah menurut junhur ulama’
Siswa dapat menjelaskan pengertian umrah menurut jumhur ulama’
Jelaskan pengertian umrah menurut jumhur ulama’!
2.2
Hukum umrah
Siswa dapat menjelaskan hukum umrah
Bagaimana hukum umrah menurut islam?

2.3
Rukun, syarat dan wajib umrah
Siswa dapat menjelaskan rukun, syarat dan wajib umrah
Jelaskan rukun, syarat dan wajib umrah!
2.4
Hikmah umrah
Siswa dapat memahami hikmah dalam umrah
Apa saja hikmah dari umrah!



LANGKAH VIMENGEMBANGKAN STRATEGI PEMBELAJARAN(Developing on Instructional Strategy)

Langkah ini menyajikan cara-cara yang digunakan guru dalam mengidentifikasi bagaimana pembelajaran akan disampaikan pada pebelajar (dilevery system). Strategi pembelajaran berisi serangkaian aktifitas yang dilakukan selama proses pembelajaran berlangsung. Aktifitas tersebut bisa berupa diskusi, presentasi, simulasi studi kasus, dan belajar kelompok.
Dalm langkah ini, guru atau perancang harus memikirkan dua hal, yaitu strategi makro dan mikro. Strategi makro merujuk pada keseluruhan aktifitas sejak pembelajaran dimulai dengan suatu topik tertentu dan berakhir dengan penguasaan pebelajar terhadap tujuan yang telah ditetapkan pada topik tersebut, sedangkan strategi mikro merujuk pada hal-hal yang spesifik yang dapat dilakukan selama proses terjadi.
 Dick and Carey (2001) menyatakan, strategi pembelajaran mencakup suatu urutan untuk mengajarkan sekelompok materi pelajaran, diskripsi-diskripsi komponen belajar yang akan dimasukkan dalam proses pembelajaran, spesifikasi-spesifikasi mengenai cara-cara pengelompokkan pebelajar selama pembelajaran dan pemilihan media untuk menyampaikan pembelajaran.
Strategi pembelajaran memiliki komponen-komponen, menurut Dick and Carey komponen-komponen pembelajaran tersebut adalah kegiatan pra pembelajaran, presentasi isi, partisipasi pebelajar, penilaian, dan kegiatan lanjutan.
Dalam pengembangan strategi pembelajaran pada mata pelajaran fiqih ini, perancang mengikuti komponen-komponen yang dikemukakan oleh Dick and Carey. Berikut ini penjelasan mengenai strategi pembelajaran pada mata pelajaran fiqih:
1.    Kegiatan pra pembelajaran
Dalam pra pembelajaran terdapat tiga kegiatan yang harus diperhatikan, yaitu memotivasi pebelajar, menginformasikan tujuan materi pembelajaran, dan memastikan bahwa para pebelajar telah memiliki pengetahuan awal untuk memulai kegiatan pembelajaran

1.1.  Memotivasi pebelajar
Salah satu penyebab pebelajar tidak mengikuti kegiatan pembelajaran dengan aktif adalah kurangnya ketertarikan pebelajar pada mata pelajaran tersebut, oleh karena itu pemberian motivasi oleh guru pada pebelajar sebelum pembelajaran dimulai sangatlah mempengaruhi keaktifan pebelajar dalam pembelajaran selanjutnya.
Dalam hal ini perancang menggunakan model ARCS (attention, relevance, confidence, dan satisfaction) (Keller, 1987). Attention, perancang menarik perhatian pebelajar melalui kisah figur terkenal karena ilmu pengetahuan yang dimilikinya, mempengaruhui pikiran pebelajar agar dirinya tertarik pada tokoh tersebut hingga menimbulkan semangat belajar yang luar biasa. Relevansi, pembelajar mnjelaskan betapa pentingnya ilmu pengetahuan dalam kehidupan para pebelajar. Confidence, pembelajar meyakinkan pada pebelajar bahwa mereka “BISA”. Satisfaction, kepuasan dimunculkan dari pengalaman belajar pembelajar.
1.2.  Menjelaskan tujuan
Pebelajar menjelaskan tujuan khusus dalam mempelajari hadits-hadits tentang ilmu pengetahuan, agar para pebelajar fokus dalam mencapai hasil yang ingin dicapai.
1.3.  Menjelaskan hubungan materi dan keterampilan yang sudah dimiliki pebelajar
Pembelajar memastikan apakah pebelajar mengetahui hadits-hadits tentang ilmu pengetahuan, serta mengajak pebelajar mengingat kembali tentang materi yang sudah dikuasai kemudian diintegrasikan dengan materi yang baru.
2.    Presentasi isi dan pemberian contoh
Dalam tahap ini perancang menyebutkan serta menjelaskan hadits-hadits yang berhubungan dengan ilmu pengetahuan, antara lain: hadits kewajiban menuntut ilmu, hadits ilmu sebagai kunci kesuksesan, dan hadits keutamaan orang berilmu. Perancang juga akan mendeskripsikan disertai pemberian contoh yang real dari ketiga hadits tersebut.
3.    Partisipasi pebelajar
Setelah penyampaian materi, pembelajar akan memberikan kesempatan pada pebelajar untuk berpartisipasi dalam kegiatan pembelajaran, pebelajar dapat bertanya, memberikan pendapat, dan memberikan tanggapan dari apa yang telah disampaikan pembelajar. Hal ini bertujuan untuk mengukur keaktifan pebelajar dalam mengikuti kegiatan pembelajaran.


4.    Pengetesan
Utuk mengukur kemampuan pebelajar, perancang melakukan Entry Behavior Test (EBT), Pretests, dan Posttest
5.    Kegiatan lanjutan
Langkah yang terahir ini perancang akan mereview keseluruhan strategi pembelajaran yang telah berlangsung, untuk mengetahui apakah tujuan khusus telah tercapai.
Dalam mengembangkan strategi pembelajaran ini, perancang juga memperhatikan domain belajar yang hendak dituju, apakah intellectual skill, verbal information, a motor skill, or attitude. Hal ini dikarenakan setiap domain memiliki karakteristik tertentu.





LANGKAH VII

MENGEMBANGKAN BAHAN PEMBELAJARAN

(Developing Intructional Materials)


Setelah dibahas mengenai strategi pembelajaran yang melibatkan peran guru tidak hanya sebagai motivator, penyaji materi, pemimpin kegiatan praktek, melainkan juga sebagai evaluator, pengambil keputusan, dan konselor. Tugas selanjutnya adalah mengembangkan bahan pembelajaran yang hendak ditentukan oleh pebelajar.
Bahan pembelajaran yang dimaksud adalah segala bentuk bahan seperti panduan guru, buku teks, modul, overhead, transparasi, kaset video, komputer berbasis multimedia, halaman web, dsb. Pengembangan bahan pembelajaran harus memperhatikan faktor kemanfaatan bagi pebelajar, maksudnya pebelajar dapat menuntaskan sendiri bahan pembelajaran tersebut. Selain itu bahan pembelajaran yang dikembangkan harus memungkinkan bagi pebelajar untuk mencapai tujuan, baik tujuan khusus maupun tujuan umum pembelajaran.
Dick and Carey (2001) mensyaratkan, bahwa bahan pembelajaran harus memenuhi beberapa kriteria, yaitu: 1) menarik, 2) isinya sesuai dengan kebutuhan, 3) urutannya tepat, 4) ada informasi yang dibutuhkan, 5) ada latihan soal, 6) ada kunci latihan, 7) ada tes yang relevan, 8) ada petunjuk perbaikan (remedial), 9) ada petunjuk untuk melakukan kegiatan lanjutan, dan 10) ada ringkasan.
Berkaitan dengan pengembangan bahan pembelajaran mata pelajaran fiqih ini, perancang mengacu pada kriteria-kriteria yang disyaratkan oleh Dick and Carey tersebut.



LANGKAH VIIIMERANCANG DAN MELAKSANAKAN EVALUASI FORMATIF(Designing and Conducing Formative Evaluation)


Evaluasi formatif dilaksanakan untuk mengumpulkan data yang terkait dengan kekuatan dan kelemahan program pembelajaran. Hasil dari proses evaluasi formatif dapat digunakan sebagai masukan untuk memperbaiki draf program. Menurut Dick and Carey (2001) menyatakan, bahwa evaluasi formatif adalah suatu proses memperoleh data yang dapatdigunakan sebagai instrumen untuk memperbaiki atau merevisi pembelajaran sehingga pembelajaran lebih efektif dan efisien.
Ada tiga jenis evaluasi formatif, yang mana perancang akan menggunakannya sebagai landasan dalam melakukan evaluasi formatif, antara lain:
1.    Evaluasi satu-satu (one-to-one evaluation)
Pada fase ini perancang bekerjasama dengan seorang pebelajar untuk mendapatkan data mengenai bahan pembelajaran untuk perbaikannya. Evaluasi ini bertujuan untuk mengidentifikasi dan membuang kesalahan fatal pembelajaran, mengetahui performan dan reaksi pebelajar terhadap isi bahan pembelajaran. Proses evaluasi ini dilakukan sampai mendapatkan 3 pebelajar sebagai wakil dari keseluruhan pebelajar dalam kelas.
Dalam evaluasi perorangan ini terdapat tiga kriteria pokok mengenai data yang dikumpulkan, yaitu kejelasan dalam pembelajaran mencakup pesan, keterkaitan dan prosedur, dampak terhadap pebelajar meliputi prilaku dan prestasi, dan dalam kelayakan adalah kelayakan bagi pebelajar dan sumber-sumber belajar.
2.      Evaluasi kelompok kecil (small group evaluation)
Evaluasi kelompok kecil dilakukan untuk menguji cobakan program terhadap sekelompok kecil calon pengguna yang terdiri dari 8 sampai dengan 20 orang siswa. Evaluasi ini dilakukan untuk memperoleh masukan yang dapat digunakan untuk memperbaiki kualitas program pembelajaran.
Adapun cara yang digunakan oleh perancang dalam evaluasi ini adalah pretest, posttest, dan iterview yang melibatkan 15 orang pebelajar yang memiliki tingkat kemampuan berbeda (tinggi, sedang, dan rendah) pada waktu yang berbeda.

3.      Evaluasi lapangan (field trial)
Evaluasi ini bertujuan untuk menentukan apakah bahan pembelajaran telah efektif digunakan pebelajar setelah evaluasi kelompok kecil dilaksanakan. Tujuan lain adalah untuk melihat apakah bahan pembelajaran dapat digunakan dalam berbagai konteks yang dikehendaki.
Dalam tahap ini perancang menyeleksi 20 pebelajar mewakili populasi yang ada sebagai partisipan uji lapangan. Adapun lokasinya berada dalam kelas khusus dan menggunakan prasedur yang sama dengan evaluasi kelompok kecil yaitu pretest, posttest dan interview.




LANGKAH IXMEREVISI BAHAN PEMBELAJARAN(Revising Intructional Materials)


Berdasarkan data yang diperoleh dari evaluasi formatif dan telah dilakukan penyimpulan serta ditemukan problem-problemnya, maka hasilnya digunakan sebagai pertimbangan dalam merevisi bahan pembelajaran untuk meningkatkan kualitas dan perbaikan bahan pembelajaran tersebut.
Menurut Dick and Carey (2001), ada dua jenis revisi yang harus dipertimbangkan terhadap bahan pembelajaran, yaitu: revisi pada isi atau substansi bahan pembelajaran dan revisi yang berhubungan dengan prosedur penggunaan bahan pembelajaran.
Adapun proses revisi bisa dilakukan dengan cara mengkolaborasikan keseluruhan data yang diperoleh secara hati-hati dan seksama kemudian dilakukan analisis dengan benar dibantu oleh pengalaman dan prinsip-prinsip belajar. Karena itu perlu dipertimbangkan beberapa rekomendasi dari Dick and Carey (2001) dalam rangka melakukan uji coba baru terhadap bahan pembelajaran, yaitu: 1) menghilangkan porsi pengajaran, 2) memasukkan bahan pembelajaran yang tersedia, dan 3) mengembangkan bahan pembelajaran tambahan sederhana.
Revisi yang telah dilakukan dalam suatu bahan pembelajaran, dan diikutidengan uji coba terhadap bahan pembelajaran baru pada konteks tertentu pula, maka akan sampai padarevisi pembelajaran itu sendiri setelah terpenuhi faktor efektifitasnya.


LANGKAH XMERANCANG DAN MELAKSANAKAN EVALUASI SUMATIF(Designing and Conducting Summative Eveluations)


Evaluasi sumatif didefinisikan sebagai proses pengumpulan data dan informasi untuk membuat keputusan mengenai penguasaan dan keberlangsungan penggunaan beberapa bahan pembelajaran (Dick and Carey, 2001). Evaluasi sumatif bertujuan untuk memutuskan apakah bahan pembelajaran layak digunakan atau perlu direvisi.
Pelaksanaan evaluasi sangat jarang silakukan sendiri oleh pengembang bahan pembelajaran, biasanya dilakukan oleh evaluator luar yang tidak memiliki investasi personal sama sekali terhadap pembelajaran, sehingga lebih objektif. Namun dalam kepentingan pengembangan bahan pembelajaran ini perancang sendiri yang menjadi evaluator, sebab lebih memahami proses desain pembelajaran, mengetahui karakteristik pembelajaran, dan kriteria evaluasi pembelajarannya.
Beberapa persiapan yang dilakukan oleh perancang dalam melakukan evaluasi sumatif pada mata pelajaran fiqih, yaitu:
1.      Menyiapkan bahan pembelajaran
2.      Menyiapkan instrumen tes acuan patokan yang terlebih dahulu dilakukan analisis konten melalui expert judgment

3.      Melaksanakan tes.

sumber:
http://inaifatko2.blogspot.co.id/2014/02/praktikum-dick-carey.html

No comments:

Post a Comment

pasang
<<<Judul BLOG>>>>