BAB II
PEMBAHASAN
1.
Pengertian
komunikasi pendidikan
Dalam kehidupan sehari-hari manusia selalu berkomunikasi, karena
sebagai makhluk sosial manusia memiliki kebutuhan untuk saling berhubungan satu
sama lainnya, dan ini dilakukan melalui komunikasi. Istilah komunikasi berasal
dari bahasa Inggris communication, dari bahasa latin communicatus yang
mempunyai arti berbagi atau menjadi milik bersama, komunikasi diartikan sebagai
proses sharing diantara pihak-pihak yang melakukan aktifitas komunikasi
tersebut.
Komunikasi di maksudkan untuk menyampaikan pesan, pengetahuan,
perasaan, dan pengalaman kepada komunikan (penerima) dari komunikator (sumber)
melalui saluran-saluran tertentu baik secara langsung atau tidak langsung, dan
komunikasi dapat dikatakan efektif bila ada kesamaan makna dan bahasa yang
dipakai oleh komunikator kepada komunikan sehingga apa yang di inginkan oleh
komunikator dapat di mengerti oleh komunikan, serta memberikan dampak atau effect
kepada komunikan sesuai dengan yang diingikan komunikator. Komunikasi merupakan
suatu kebutuhan dalam kehidupan manusia, seperti yang di kemukakan oleh
Waltzlawick, Beavin, dan Jackson “You cannot not communicate” yang artinya
”anda tidak dapat tidak berkomunikasi” (Mulyana 2000:54)
Sedangkan makna komunikasi pendidikan secara sederhana adalah
komunikasi yang terjadi dalam suasana pendidikan. Disini komunikasi tidak lagi
bebas tetapi dikendalikan dan dikondisikan untuk tujuan-tujuan pendidikan.
Berdasarkan uraian diatas, maka komunikasi pendidikan adalah suatu
tindakan yang memberikan kontribusi yang sangat penting dalam pemahaman dan
praktik interaksi serta tindakan seluruh individu yang terlibat dalam dunia
pendidikan.[1]
2.
Fungsi
komunikasi pendidikan
Dalam suatu organisasi komunikasi mempunyai beberapa fungsi. Hal ini
sebagaimana menurut Efendi bahwa fungsi komunikasi adalah :
a.
Fungsi
Informatif
Maksudnya,komunikasi berfungsi memberi keterangan, memberi data
atau fakta yang berguna bagi segala aspek kehidupan manusia. Dengan melalui
komunikasi maka apa yang ingin disampaikan oleh guru kepada muridnya dapat
diberikan dalam bentuk lisan ataupun tertulis.
b.
Fungsi
Edukatif
Maksudnya,komunikasi berfungsi mendidik masyarakat, mendidik setiap
orang dalam menuju pencapaian kedewasaan bermandiri. Seseorang bisa banyak tahu
karena banyak mendengar, banyak membaca dan banyak berkomunikasi.
c.
Fungsi
Persuasif
Maksudnya ialah bahwa komunikasi sanggup “membujuk” orang untuk
berperilaku sesuai dengan kehendak yang diinginkan oleh komunikator.
Membangkitkan pengertian dan kesadaran komunikan, baik bersifat motivasi maupun
bimbingan, bahwa apa yang kita sampaikan akan memberikan perubahan sikap,
tetapi berubahnya adalah atas kehendak sendiri (bukan dipaksakan). Perubahan
tersebut diterima atas kesadaran sendiri.
d.
Fungsi
Rekreatif
Dapat menghibur orang pada saat yang memungkinkan. Seperti ,
Mendengarkan dongeng, membaca bacaan ringan.[2]
3.
Unsur
– Unsur komunikasi pendidikan
Oteng sutrisna mengemukakn bahwa dalam proses komunikasi tentunya
memerlukan unsur – unsur komunikasi yaitu :
a.
Harus
ada suatu sumber, yaitu seorang komunikator yang mempunyai sejumlah kebutuhan,
ide atau informasi untuk diberikan. Sumber adalah dasar yang digunakan dalam
penyampaian pesan dan digunakan dalam rangka memperkuat pesan itu sendiri.
Sumber dapat berupa orang, lembaga, buku, dokumen dan sejenisnya.
b.
Harus
ada suatu maksud yang hendak dicapai yang umumnya bisa dinyatakan dalam kata
–kata pembuatan yang oleh komunikasi diharapkan akan dicapai.
c.
Suatu
berita dalam suatu bentuk diperlukan untuk menyatakan fakta, perasaan, atau ide
yang dimaksud untuk membangkitkan respon dipihak orang – orang kepada siapa
berita itu ditujukan.
d.
Harus
ada suatu saluran yang menghubungkan sumber berita dengan penerima berita.
e.
Harus
ada penerima berita. Akhirnya harus ada umpan balik atau respon di pihak
penerima berita. Umpan balik memungkinkan sumber berita untu mengetahui apakah
berita itu telah diterima dan diinterpretasikan dengan benar atau tidak.
Komunikasi yang efektif merupakan salah satu perbuatan yang paling
sukar dan kompleks yang pernah kita lakukan. Adapun unsur- unsur yang terdapat
dalam proses komunikasi, yaitu :
a.
Pengirim
pesan (komunikator)
Manusia yang berakal yang berinisiatif menyampaikan pesan untuk
mewujudkan pesan komunikasinya. Dilihat dari jumlahnya, komunikator dapat
terdiri dari satu orang, banyak orang atau lebih dari satu orang dan massa.
Pesan merupakan keseluruhan dari apa yang disampaikan oleh
komunikator. Dalam pendidikan biasanya berupa materi pelajaran. Komunikator
adalah orang yang menyampaikan lambang-lambang bermakna atau pesan yang
mengandung ide, informasi, opini, kepercayaan dan perasaan kepada orang lain
(Effendy, 1986:66). Fungsi komunikator adalah pengutaraan pikiran dan
perasaannya dalam bentuk pesan untuk membuat komunikan mnjadi tahu atau berubah
sikap, pendapat, atau perilakunya.
Kepercayaan kepada komunikator ditentukan oleh keahliannya dan
dapat tidaknya ia dipercaya. Kepercayaan kepada komunikator mencerminkan bahwa
pesan yang diterima oleh komunikan dianggap benar dan sesuai dengan kenyataan.
Pada umumnya komunikator dianggap sebagai ahli, apakah keahliannya itu bersifat
umum seperti yang timbul dari pendidikan yang lebih baik atau status sosial
atau jabatan profesi yang lebih tinggi.
b.
Penerima
pesan (komunikan)
Komunikan adalah pihak yang menerima hubungan dari komunikator.
c.
Pesan
Pesan adalah segala sesuatu, verbal atau nonverbal yang disampaikan
komunikator pada komunikan untuk mewujudkan motif komunikasinya. Komunikasi
nonverbal disini adalah komunikasi yang lazim dengan mengunakan suara, mimic,
dan gerak –gerik. Sedangkan verbal adalah pesan yang menggunakan bahasa lisan
dan tulisan. . Pesan ini mempunyai inti dari pesan yang sebenarnya menjadi
pengarah didalam usaha mencoba mengubah sikap dan tingkah laku konsumen.
Pesan itu diusahakan dengan memakai bahasa, simbol atau lambang
yang sudah dipahami oleh komunikan maupun komunikator itu sendiri, sehingga
salah pengertian (miscommunication) dapat dihindari. Selain soal bahasa yang
dipergunakan, pesan itu seharusnya “membangkitkan kebutuhan atau keuntungan
pihak komunikan”. Karena itu komunikator harus mampu melihat kebutuhan
sesamanya di samping kebutuhannya sendiri.
Bila digambarkan maka model unsur komunikasi tersebut dapat
digambarkan dalam bentuk sebagai berikut :
Komunikator
Pesan Komunikan.
Adapun dalam unsur-unsur
pendidikan itu pun melibatkan komunikasi yang terdiri dari :
a.
Subjek
yang dibimbing (peserta didik) yang dimana dalam proses komunikasi berperan
sebagai komunikan yang dimana menerima pesan yang disampaikan oleh komunikator
(pendidik).
b.
Orang
yang membimbing (pendidik) yang dimana dalam proses komunikasi berperan sebagai
komunikator yang menyampaikan pesan/ informasi yang biasanya berupa materi
pelajaran.
c.
Interaksi
antara peserta didik (komunikan) dengan pendidik (komunikator).
d.
Ke
arah mana bimbingan di tujukan (tujuan pendidikan). Tujuan pendidika juga
sangat di pengaruhi oleh apakah komunikasinya berjalan efektif atau tidak.
a.
Pengaruh
yang diberikan dalam bimbingan (materi pendidikan).
b.
Cara
yang digunakan dalam bimbingan (alat dan metode) merupakan proses komunikasi
berlangsung dalam artian bagaimana merode pengajaran yang dilakukan. Peserta
didik akan dapat menangkap materi pelajaran jika komunikasi berjalan dengan
efektif.
c.
Tempat
di mana peristiwa berlangsung (lingkungan pendidikan).
4.
Ruang
Lingkup Komunikasi
Dalam ruang lingkup yang lebih terinci, komunikasi menggambarkan
bagimana seorang menyampaikan suatu lewat bahasa atau simbol–simbol tertentu
kepada orang lain. Bagaimana seorang politikus berkampanye di depan massa sehingga
mampu menarik pendukung. Bagaimana seorang bintang film, pengarang , ilmuwan
merebut penggemar karena kemampuannya menggunakan media komunikasi seperti
surat kabar, radio, televise, dan film. Jelasnya, semua contoh-contoh seperti
di atas adalah peristiwa komunikasi antar manusia. Di mana manusia sebagai
pelaku utamanya, baik berlangsung secara tatap muka maupun melalui media.
Karena itu disebut komunikasi insane ( human communication ) atau lebih popular
dengan nama komunikasi antar manusia.
Seorang mahasiswa misalnya duduk sendirian membaca buku atau
mendengar siaran radio dalam kamar akan menimbulkan pertanyaan, apakah
peristiwa seperti ini dapat digololongkan sebagai komunikasi antar manusia.
Jawabnya tentu saja “ya“, sebab si mahasiswa mengikuti pesan-pesan yang di buat
oleh manusia dan ditujukan kepada manusia lewat buku dan radio, meski tanpa
ditemani oleh orang lain.
5.
Komunikasi
Dalam Pendidikan
Berbicara tentang pendidikan, kita tidak bisa melepaskan diri dari
kualitas pendidikan. Ketika berbicara masalah kualitas pendidikan maka inilah
masalah terbesar dalam dunia pendidikan kita. Seperti yang kita ketahui
bersama, metode pendidikan mengalami beberapa perubahan. Bahkan ada anggapan
bahwa jika Menteri Pendidikan berganti maka metode pendidikannya juga berubah.
Pada dasarnya dunia pendidikan adalah dunia yang terbuka dalam arti
membutuhkan bantuan dari berbagai disiplin ilmu, tidak terkecuali ilmu
komunikasi. Dengan demikian diharapkan kontribusi disiplin ilmu lain dapat
meningkatkan kualitas pendidikan. Karena masalah kualitas merupakan masalah
krusial yang ada dalam dunia pendidikan di negeri kita, maka bantuan disiplin
ilmu komunikasi diharapkan dapat memberikan kontribusi positif dalam dunia
pendidikan kita.
Pendidikan pada hakikatnya memiliki tujuan untuk mengembangkan
potensi-potensi individu secara optimal. Pengembangan potensi-potensi itu pada
umumnya bersifat normative dalam arti mengacu pada norma-norma kedewasaan
sehingga dalam pendidikan dikenal dengan apa yang dianggap baik dan buruk, apa
yang diyakini benar dan salah, apa yang dipandang sebagai membangun dan
merusak. Pengembangan potensi itu merujuk pada potensi alamiah yang unggul
termasuk di sini adalah kecerdasan intelegensia, bakat, kreativitas dan
kecenderungan alamiah untuk mengembangkan diri sebagai individu serta tumbuh
bersama manusia lainnya.[3]
6.
Prinsip-prinsip
Komunikasi Pendidikan
Orang yang masih hidup tidak mungkin akan lepas dari komunikasi
walaupun bukan berarti semua perilaku adalah komunikasi, komunikasi ada
dimana-mana: di rumah, di kampus, di kantor dan dimasjid; bahkan ia sanggup
menyentuh segala aspek kehidupan kita (Jalaluddin Rakhmat, 1985). Artinya,
hamper seluruh kegiatan manusia, dimanapun adanya, selalu tersentuh oleh
komunikasi.
Bidang pendidikan misalnya, tidak bisa berjalan tanpa dukungan
komunikasi, bahkan pendidikan hanya bisa berjalan melalui komunikasi (Jourdan,
1984:74), dengan kata lain, tidak ada perilaku pendidikan yang tidak dilahirkan
oleh komunikasi. Bagaimana mungkin mendidik manusia tanpa berkomunikasi,
mengajar orang tanpa berkomunikasi, atau member kuliyah tanpa berbicara.
Semuanya membutuhkan komunikasi.
Disamping itu, komunikasi juga berfungsi mendidik masyarakat,
mendidik setiap orang dalam menuju pencapaian kedewasaannya bermandiri.
Seseorang biisa banyak tahu karena banyak mendengar, banyak membaca, dan banyak
berkomunikasi.[4]
Terdapat 12 prinsip komunikasi yang dikatakan sebagai penjabaran
lebih jauh dari definisi dan hakekat komunikasi yaitu :
1)
Komunikasi
adalah suatu proses simbolik
Komunikasi adalah sesuatu yang bersifat dinamis, sirkular dan tidak
berakhir pada suatu titik, tetapi terus berkelanjutan.
2)
Setiap
perilaku mempunyai potensi komunikasi
Setiap orang tidak bebas nilai, pada saat orang tersebut tidak
bermaksud mengkomunikasikan sesuatu, tetapi dimaknai oleh orang lain maka orang
tersebut sudah terlibat dalam proses berkomunikasi. Gerak tubuh, ekspresi wajah
(komunikasi non verbal) seseorang dapat dimaknai oleh orang lain menjadi suatu
stimulus.
3)
Komunikasi
punya dimensi isi dan hubungan
Setiap pesan komunikasi mempunyai dimensi isi dimana dari dimensi
isi tersebut kita bisa memprediksi dimensi hubungan yang ada diantara
pihak-pihak yang melakukan proses komunikasi. Percakapan diantara dua orang
sahabat dan antara dosen dan mahasiswa di kelas berbeda memiliki dimesi isi
yang berbeda.
4)
Komunikasi
itu berlangsung dalam berbagai tingkat kesengajaan
Setiap tindakan komunikasi yang dilakukan oleh seseorang bisa
terjadi mulai dari tingkat kesengajaan yang rendah artinya tindakan komunikasi
yang tidak direncanakan (apa saja yang akan dikatakan atau apa saja yang akan
dilakukan secara rinci dan detail), sampai pada tindakan komunikasi yang
betul-betul disengaja (pihak komunikan mengharapkan respon dan berharap
tujuannya tercapai)
5)
Komunikasi
terjadi dalam konteks ruang dan waktu
Pesan komunikasi yang dikirimkan oleh pihak komunikan baik secara
verbal maupun non-verbal disesuaikan dengan tempat, dimana proses komunikasi
itu berlangsung, kepada siapa pesan itu dikirimkan dan kapan komunikasi itu
berlangsung.
6)
Komunikasi
melibatkan prediksi peserta komunikasi
Tidak dapat dibayangkan jika orang melakukan tindakan komunikasi di
luar norma yang berlaku di masyarakat. Jika kita tersenyum maka kita dapat
memprediksi bahwa pihak penerima akan membalas dengan senyuman, jika kita
menyapa seseorang maka orang tersebut akan membalas sapaan kita. Prediksi
seperti itu akan membuat seseorang menjadi tenang dalam melakukan proses
komunikasi.
7)
Komunikasi
itu bersifat sistemik
Dalam diri setiap orang mengandung sisi internal yang dipengaruhi
oleh latar belakang budaya, nilai, adat, pengalaman dan pendidikan. Bagaimana
seseorang berkomunikasi dipengaruhi oleh beberapa hal internal tersebut. Sisi
internal seperti lingkungan keluarga dan lingkungan dimana dia bersosialisasi mempengaruhi
bagaimana dia melakukan tindakan komunikasi.
8)
Semakin
mirip latar belakang sosial budaya semakin efektiflah komunikasi
Jika dua orang melakukan komunikasi berasal dari suku yang sama,
pendidikan yang sama, maka ada kecenderungan dua pihak tersebut mempunyai bahan
yang sama untuk saling dikomunikasikan. Kedua pihak mempunyai makna yang sama
terhadap simbol-simbol yang saling dipertukarkan.
9)
Komunikasi
bersifat nonsekuensial
Proses komunikasi bersifat sirkular dalam arti tidak berlangsung
satu arah. Melibatkan respon atau tanggapan sebagai bukti bahwa pesan yang
dikirimkan itu diterima dan dimengerti.
10) Komunikasi bersifat prosesual, dinamis dan transaksional
Konsekuensi dari prinsip bahwa komunikasi adalah sebuah proses
adalah komunikasi itu dinamis dan transaksional. Ada proses saling memberi dan
menerima informasi diantara pihak-pihak yang melakukan komunikasi.
11) komunikasi bersifat irreversible
Setiap orang yang melakukan proses komunikasi tidak dapat
mengontrol sedemikian rupa terhadap efek yang ditimbulkan oleh pesan yang
dikirimkan. Komunikasi tidak dapat ditarik kembali, jika seseorang sudah
berkata menyakiti orang lain, maka efek sakit hati tidak akan hilang begitu
saja pada diri orang lain tersebut.
12) Komunikasi bukan panasea untuk menyelesaikan berbagai masalah
Dalam arti bahwa komunikasi bukan satu-satunya obat mujarab yang
dapat digunakan untuk menyelesaikan masalah.
Prinsip Komunikasi Efektif dalam Meningkatkan Minat Belajar Anak
1.
Guru
memberikan kebebasan anak untuk berkreasi, anak terpacu untuk membuat karya
unik
2.
Guru
menerima berbagai jawaban anak terhadap pertanyaan tertentu, anak belajar
berpikir luas
3.
Guru
menerangkan materi dengan sudut pandang yang unik, anak terpacu rasa ingin tahu
4.
Guru
memberikan penjelasan awal secara jelas sebelum anak memulai pekerjaannya, anak
mendapat pengetahuan awal secara efektif.
5.
Guru
menggunakan alat peraga, anak mempunyai modal pengetahuan awal yang lebih
terbayang
6.
Guru
menerangkan dengan eksperimen, anak terpacu rasa ingin tahunya dan belajar
mengamati terjadinya suatu fenomena
7.
Guru
memberikan ulasan dan kesimpulan terhadap apa yang dikerjakan anak, anak
memahami maksud pekerjaan dan berpikir secara utuh
8.
Guru
mengaitkan isi cerita dengan fenomena yang pernah dilihat anak, anak belajar
berpikir mengaitkan satu hal dengan hal lain.
9.
Guru
memberikan kesempatan anak untuk bercerita, anak belajar mengungkapkan gagasan
secara lebih terstruktur
10.
Guru
membimbing anak tampil didepan forum, anak belajar berani berkreasi didepan
orang banyak
11.
Guru
melakukan pendampingan secara pribadi kepada anak, anak memiliki keamanan
psikologis untuk berkreasi
12.
Guru
melayani pertanyaan-pertanyaan anak, anak nyaman untuk berpendapat dan
terpuaskan rasa ingin tahunya
13.
Guru
memberikan kesempatan kepada anak untuk mencoba lagi, anak belajar menyelesaikan
pekerjaan dengan berbagai inovasi baru
14.
Guru
menjalin kedekatan, anak memiliki rasa aman secara psikologis untuk berkreasi
15.
Guru
melibatkan anak secara efektif dalam belajar, anak merasa ikut memiliki dan
tumbuh minat belajarnya
16.
Guru
melibatkan diri dalam kegiatan anak, anak lebih bersemangat dalam berkreasi
17.
Guru
menciptakan suasana menyenangkan, anak menyenagi materi dan memiliki kepuasan
pribadi dalam berkreasi
18.
Guru
menciptakan suasana bersemangat dalam belajar, anak lebih bermotivasi.[5]
BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Manusia tidak dapat terlepas dari komunikasi, dengan arti lain
komunikasi ada dimana-mana Seorang anak misalnya diminta menyalakan lampu
dengan menekan tombol listrik. Hubungan antara tombol dengan balon lampu juga adalah
peristiwa komunikasi. Bahkan dalam diri manusia terdapat peristiwa komunikasi,
misalnya bagaimana hubungan antara satu sel dengan sel yang lainnya sehingga
manusia bias bernafas, berdiri tegak dan lain sebagainya.
Didalam dunia pendidikan komunikasi mempunyai peran sangat penting,
pendidikan dapat berlangsung efektif dengan dengan adanya komunikasi, bahkan
ada yang berpendapat bahwa pendidikan tidak dapat berlangsung tanpa adanya
komunikasi.
Oleh karena itu, penting bagi kita menjadi trampil berkomunikasi,
dan mengetahui prinsip-prisip komunikasi didalam pendidikan.
DAFTAR PUSTAKA
Mullyana, Dedy, Prof, M.A., Ph.D. Komunikasi
Kontekstual.Rosda,Bandung, 2011
M. Yusuf, Pawit, Drs. Komunikasi pendidikan dan komunikasi
intruksional.PT. Remaja Rosda Karya, Bandung, 1990
Prisip Komunikasi dari buku Manajemen Teori Praktek dan Riset
Pendidikan.oleh: Prof.Dr.Husaini Usman,M.Pd.,M.T ; edisi kedua.
22 Prinsip Komunikasi Efektif untuk Meningkatkan Minat Belajar Anak
Dri buku 22 Prinsip Komunikasi Efektif untuk Meningkatkan Minat Belajar
Anak.oleh: Ike Junita S.Sos., M.Si
Supratinya, A Dr. komunikasi Antar Pribadi. Kanisius, Yogyakarta,
1995
[2] M. Yusuf, Pawit, Drs. Komunikasi pendidikan dan
komunikasi intruksional.PT. Remaja Rosda Karya, Bandung, 1990. Hal. 144
[4] Prisip Komunikasi dari buku Manajemen Teori Praktek dan Riset
Pendidikan.oleh: Prof.Dr.Husaini Usman,M.Pd.,M.T ; halaman : 396; edisi kedua.
[5] 22 Prinsip Komunikasi Efektif untuk Meningkatkan Minat Belajar Anak
Dri buku 22 Prinsip Komunikasi Efektif untuk Meningkatkan Minat Belajar
Anak.oleh: Ike Junita S.Sos., M.Si : halaman : 35-116.
No comments:
Post a Comment