expr:class='"loading" + data:blog.mobileClass'> Keterangan
السلام عليكم ورحة الله وبركاته

Wednesday, 1 March 2017

Komunikasi dalam pendidikan



BAB II
PEMBAHASAN

1.      Pengertian komunikasi pendidikan

Dalam kehidupan sehari-hari manusia selalu berkomunikasi, karena sebagai makhluk sosial manusia memiliki kebutuhan untuk saling berhubungan satu sama lainnya, dan ini dilakukan melalui komunikasi. Istilah komunikasi berasal dari bahasa Inggris communication, dari bahasa latin communicatus yang mempunyai arti berbagi atau menjadi milik bersama, komunikasi diartikan sebagai proses sharing diantara pihak-pihak yang melakukan aktifitas komunikasi tersebut.
Komunikasi di maksudkan untuk menyampaikan pesan, pengetahuan, perasaan, dan pengalaman kepada komunikan (penerima) dari komunikator (sumber) melalui saluran-saluran tertentu baik secara langsung atau tidak langsung, dan komunikasi dapat dikatakan efektif bila ada kesamaan makna dan bahasa yang dipakai oleh komunikator kepada komunikan sehingga apa yang di inginkan oleh komunikator dapat di mengerti oleh komunikan, serta memberikan dampak atau effect kepada komunikan sesuai dengan yang diingikan komunikator. Komunikasi merupakan suatu kebutuhan dalam kehidupan manusia, seperti yang di kemukakan oleh Waltzlawick, Beavin, dan Jackson “You cannot not communicate” yang artinya ”anda tidak dapat tidak berkomunikasi” (Mulyana 2000:54)
Sedangkan makna komunikasi pendidikan secara sederhana adalah komunikasi yang terjadi dalam suasana pendidikan. Disini komunikasi tidak lagi bebas tetapi dikendalikan dan dikondisikan untuk tujuan-tujuan pendidikan.
Berdasarkan uraian diatas, maka komunikasi pendidikan adalah suatu tindakan yang memberikan kontribusi yang sangat penting dalam pemahaman dan praktik interaksi serta tindakan seluruh individu yang terlibat dalam dunia pendidikan.[1]
2.      Fungsi komunikasi pendidikan
Dalam suatu organisasi komunikasi mempunyai beberapa fungsi. Hal ini sebagaimana menurut Efendi bahwa fungsi komunikasi adalah :
a.       Fungsi Informatif
Maksudnya,komunikasi berfungsi memberi keterangan, memberi data atau fakta yang berguna bagi segala aspek kehidupan manusia. Dengan melalui komunikasi maka apa yang ingin disampaikan oleh guru kepada muridnya dapat diberikan dalam bentuk lisan ataupun tertulis.
b.      Fungsi Edukatif
Maksudnya,komunikasi berfungsi mendidik masyarakat, mendidik setiap orang dalam menuju pencapaian kedewasaan bermandiri. Seseorang bisa banyak tahu karena banyak mendengar, banyak membaca dan banyak berkomunikasi.


c.       Fungsi Persuasif
Maksudnya ialah bahwa komunikasi sanggup “membujuk” orang untuk berperilaku sesuai dengan kehendak yang diinginkan oleh komunikator. Membangkitkan pengertian dan kesadaran komunikan, baik bersifat motivasi maupun bimbingan, bahwa apa yang kita sampaikan akan memberikan perubahan sikap, tetapi berubahnya adalah atas kehendak sendiri (bukan dipaksakan). Perubahan tersebut diterima atas kesadaran sendiri.
d.      Fungsi Rekreatif
Dapat menghibur orang pada saat yang memungkinkan. Seperti , Mendengarkan dongeng, membaca bacaan ringan.[2]
3.      Unsur – Unsur komunikasi pendidikan
Oteng sutrisna mengemukakn bahwa dalam proses komunikasi tentunya memerlukan unsur – unsur komunikasi yaitu :
a.       Harus ada suatu sumber, yaitu seorang komunikator yang mempunyai sejumlah kebutuhan, ide atau informasi untuk diberikan. Sumber adalah dasar yang digunakan dalam penyampaian pesan dan digunakan dalam rangka memperkuat pesan itu sendiri. Sumber dapat berupa orang, lembaga, buku, dokumen dan sejenisnya.
b.      Harus ada suatu maksud yang hendak dicapai yang umumnya bisa dinyatakan dalam kata –kata pembuatan yang oleh komunikasi diharapkan akan dicapai.
c.       Suatu berita dalam suatu bentuk diperlukan untuk menyatakan fakta, perasaan, atau ide yang dimaksud untuk membangkitkan respon dipihak orang – orang kepada siapa berita itu ditujukan.
d.      Harus ada suatu saluran yang menghubungkan sumber berita dengan penerima berita.
e.       Harus ada penerima berita. Akhirnya harus ada umpan balik atau respon di pihak penerima berita. Umpan balik memungkinkan sumber berita untu mengetahui apakah berita itu telah diterima dan diinterpretasikan dengan benar atau tidak.
Komunikasi yang efektif merupakan salah satu perbuatan yang paling sukar dan kompleks yang pernah kita lakukan. Adapun unsur- unsur yang terdapat dalam proses komunikasi, yaitu :
a.       Pengirim pesan (komunikator)
Manusia yang berakal yang berinisiatif menyampaikan pesan untuk mewujudkan pesan komunikasinya. Dilihat dari jumlahnya, komunikator dapat terdiri dari satu orang, banyak orang atau lebih dari satu orang dan massa.

Pesan merupakan keseluruhan dari apa yang disampaikan oleh komunikator. Dalam pendidikan biasanya berupa materi pelajaran. Komunikator adalah orang yang menyampaikan lambang-lambang bermakna atau pesan yang mengandung ide, informasi, opini, kepercayaan dan perasaan kepada orang lain (Effendy, 1986:66). Fungsi komunikator adalah pengutaraan pikiran dan perasaannya dalam bentuk pesan untuk membuat komunikan mnjadi tahu atau berubah sikap, pendapat, atau perilakunya.
Kepercayaan kepada komunikator ditentukan oleh keahliannya dan dapat tidaknya ia dipercaya. Kepercayaan kepada komunikator mencerminkan bahwa pesan yang diterima oleh komunikan dianggap benar dan sesuai dengan kenyataan. Pada umumnya komunikator dianggap sebagai ahli, apakah keahliannya itu bersifat umum seperti yang timbul dari pendidikan yang lebih baik atau status sosial atau jabatan profesi yang lebih tinggi.
b.      Penerima pesan (komunikan)
Komunikan adalah pihak yang menerima hubungan dari komunikator.
c.       Pesan
Pesan adalah segala sesuatu, verbal atau nonverbal yang disampaikan komunikator pada komunikan untuk mewujudkan motif komunikasinya. Komunikasi nonverbal disini adalah komunikasi yang lazim dengan mengunakan suara, mimic, dan gerak –gerik. Sedangkan verbal adalah pesan yang menggunakan bahasa lisan dan tulisan. . Pesan ini mempunyai inti dari pesan yang sebenarnya menjadi pengarah didalam usaha mencoba mengubah sikap dan tingkah laku konsumen.
Pesan itu diusahakan dengan memakai bahasa, simbol atau lambang yang sudah dipahami oleh komunikan maupun komunikator itu sendiri, sehingga salah pengertian (miscommunication) dapat dihindari. Selain soal bahasa yang dipergunakan, pesan itu seharusnya “membangkitkan kebutuhan atau keuntungan pihak komunikan”. Karena itu komunikator harus mampu melihat kebutuhan sesamanya di samping kebutuhannya sendiri.
Bila digambarkan maka model unsur komunikasi tersebut dapat digambarkan dalam bentuk sebagai berikut :
Komunikator Pesan Komunikan.
 Adapun dalam unsur-unsur pendidikan itu pun melibatkan komunikasi yang terdiri dari :
a.       Subjek yang dibimbing (peserta didik) yang dimana dalam proses komunikasi berperan sebagai komunikan yang dimana menerima pesan yang disampaikan oleh komunikator (pendidik).
b.      Orang yang membimbing (pendidik) yang dimana dalam proses komunikasi berperan sebagai komunikator yang menyampaikan pesan/ informasi yang biasanya berupa materi pelajaran.
c.       Interaksi antara peserta didik (komunikan) dengan pendidik (komunikator).
d.      Ke arah mana bimbingan di tujukan (tujuan pendidikan). Tujuan pendidika juga sangat di pengaruhi oleh apakah komunikasinya berjalan efektif atau tidak.
a.       Pengaruh yang diberikan dalam bimbingan (materi pendidikan).
b.      Cara yang digunakan dalam bimbingan (alat dan metode) merupakan proses komunikasi berlangsung dalam artian bagaimana merode pengajaran yang dilakukan. Peserta didik akan dapat menangkap materi pelajaran jika komunikasi berjalan dengan efektif.
c.       Tempat di mana peristiwa berlangsung (lingkungan pendidikan).


4.      Ruang Lingkup Komunikasi
Dalam ruang lingkup yang lebih terinci, komunikasi menggambarkan bagimana seorang menyampaikan suatu lewat bahasa atau simbol–simbol tertentu kepada orang lain. Bagaimana seorang politikus berkampanye di depan massa sehingga mampu menarik pendukung. Bagaimana seorang bintang film, pengarang , ilmuwan merebut penggemar karena kemampuannya menggunakan media komunikasi seperti surat kabar, radio, televise, dan film. Jelasnya, semua contoh-contoh seperti di atas adalah peristiwa komunikasi antar manusia. Di mana manusia sebagai pelaku utamanya, baik berlangsung secara tatap muka maupun melalui media. Karena itu disebut komunikasi insane ( human communication ) atau lebih popular dengan nama komunikasi antar manusia.
Seorang mahasiswa misalnya duduk sendirian membaca buku atau mendengar siaran radio dalam kamar akan menimbulkan pertanyaan, apakah peristiwa seperti ini dapat digololongkan sebagai komunikasi antar manusia. Jawabnya tentu saja “ya“, sebab si mahasiswa mengikuti pesan-pesan yang di buat oleh manusia dan ditujukan kepada manusia lewat buku dan radio, meski tanpa ditemani oleh orang lain.
5.      Komunikasi Dalam Pendidikan
Berbicara tentang pendidikan, kita tidak bisa melepaskan diri dari kualitas pendidikan. Ketika berbicara masalah kualitas pendidikan maka inilah masalah terbesar dalam dunia pendidikan kita. Seperti yang kita ketahui bersama, metode pendidikan mengalami beberapa perubahan. Bahkan ada anggapan bahwa jika Menteri Pendidikan berganti maka metode pendidikannya juga berubah.
Pada dasarnya dunia pendidikan adalah dunia yang terbuka dalam arti membutuhkan bantuan dari berbagai disiplin ilmu, tidak terkecuali ilmu komunikasi. Dengan demikian diharapkan kontribusi disiplin ilmu lain dapat meningkatkan kualitas pendidikan. Karena masalah kualitas merupakan masalah krusial yang ada dalam dunia pendidikan di negeri kita, maka bantuan disiplin ilmu komunikasi diharapkan dapat memberikan kontribusi positif dalam dunia pendidikan kita.
Pendidikan pada hakikatnya memiliki tujuan untuk mengembangkan potensi-potensi individu secara optimal. Pengembangan potensi-potensi itu pada umumnya bersifat normative dalam arti mengacu pada norma-norma kedewasaan sehingga dalam pendidikan dikenal dengan apa yang dianggap baik dan buruk, apa yang diyakini benar dan salah, apa yang dipandang sebagai membangun dan merusak. Pengembangan potensi itu merujuk pada potensi alamiah yang unggul termasuk di sini adalah kecerdasan intelegensia, bakat, kreativitas dan kecenderungan alamiah untuk mengembangkan diri sebagai individu serta tumbuh bersama manusia lainnya.[3]
6.      Prinsip-prinsip Komunikasi Pendidikan
Orang yang masih hidup tidak mungkin akan lepas dari komunikasi walaupun bukan berarti semua perilaku adalah komunikasi, komunikasi ada dimana-mana: di rumah, di kampus, di kantor dan dimasjid; bahkan ia sanggup menyentuh segala aspek kehidupan kita (Jalaluddin Rakhmat, 1985). Artinya, hamper seluruh kegiatan manusia, dimanapun adanya, selalu tersentuh oleh komunikasi.
Bidang pendidikan misalnya, tidak bisa berjalan tanpa dukungan komunikasi, bahkan pendidikan hanya bisa berjalan melalui komunikasi (Jourdan, 1984:74), dengan kata lain, tidak ada perilaku pendidikan yang tidak dilahirkan oleh komunikasi. Bagaimana mungkin mendidik manusia tanpa berkomunikasi, mengajar orang tanpa berkomunikasi, atau member kuliyah tanpa berbicara. Semuanya membutuhkan komunikasi.
Disamping itu, komunikasi juga berfungsi mendidik masyarakat, mendidik setiap orang dalam menuju pencapaian kedewasaannya bermandiri. Seseorang biisa banyak tahu karena banyak mendengar, banyak membaca, dan banyak berkomunikasi.[4]
Terdapat 12 prinsip komunikasi yang dikatakan sebagai penjabaran lebih jauh dari definisi dan hakekat komunikasi yaitu :
1)      Komunikasi adalah suatu proses simbolik
Komunikasi adalah sesuatu yang bersifat dinamis, sirkular dan tidak berakhir pada suatu titik, tetapi terus berkelanjutan.
2)      Setiap perilaku mempunyai potensi komunikasi
Setiap orang tidak bebas nilai, pada saat orang tersebut tidak bermaksud mengkomunikasikan sesuatu, tetapi dimaknai oleh orang lain maka orang tersebut sudah terlibat dalam proses berkomunikasi. Gerak tubuh, ekspresi wajah (komunikasi non verbal) seseorang dapat dimaknai oleh orang lain menjadi suatu stimulus.
3)      Komunikasi punya dimensi isi dan hubungan
Setiap pesan komunikasi mempunyai dimensi isi dimana dari dimensi isi tersebut kita bisa memprediksi dimensi hubungan yang ada diantara pihak-pihak yang melakukan proses komunikasi. Percakapan diantara dua orang sahabat dan antara dosen dan mahasiswa di kelas berbeda memiliki dimesi isi yang berbeda.
4)      Komunikasi itu berlangsung dalam berbagai tingkat kesengajaan
Setiap tindakan komunikasi yang dilakukan oleh seseorang bisa terjadi mulai dari tingkat kesengajaan yang rendah artinya tindakan komunikasi yang tidak direncanakan (apa saja yang akan dikatakan atau apa saja yang akan dilakukan secara rinci dan detail), sampai pada tindakan komunikasi yang betul-betul disengaja (pihak komunikan mengharapkan respon dan berharap tujuannya tercapai)
5)      Komunikasi terjadi dalam konteks ruang dan waktu
Pesan komunikasi yang dikirimkan oleh pihak komunikan baik secara verbal maupun non-verbal disesuaikan dengan tempat, dimana proses komunikasi itu berlangsung, kepada siapa pesan itu dikirimkan dan kapan komunikasi itu berlangsung.
6)      Komunikasi melibatkan prediksi peserta komunikasi

Tidak dapat dibayangkan jika orang melakukan tindakan komunikasi di luar norma yang berlaku di masyarakat. Jika kita tersenyum maka kita dapat memprediksi bahwa pihak penerima akan membalas dengan senyuman, jika kita menyapa seseorang maka orang tersebut akan membalas sapaan kita. Prediksi seperti itu akan membuat seseorang menjadi tenang dalam melakukan proses komunikasi.
7)      Komunikasi itu bersifat sistemik
Dalam diri setiap orang mengandung sisi internal yang dipengaruhi oleh latar belakang budaya, nilai, adat, pengalaman dan pendidikan. Bagaimana seseorang berkomunikasi dipengaruhi oleh beberapa hal internal tersebut. Sisi internal seperti lingkungan keluarga dan lingkungan dimana dia bersosialisasi mempengaruhi bagaimana dia melakukan tindakan komunikasi.
8)      Semakin mirip latar belakang sosial budaya semakin efektiflah komunikasi
Jika dua orang melakukan komunikasi berasal dari suku yang sama, pendidikan yang sama, maka ada kecenderungan dua pihak tersebut mempunyai bahan yang sama untuk saling dikomunikasikan. Kedua pihak mempunyai makna yang sama terhadap simbol-simbol yang saling dipertukarkan.
9)      Komunikasi bersifat nonsekuensial
Proses komunikasi bersifat sirkular dalam arti tidak berlangsung satu arah. Melibatkan respon atau tanggapan sebagai bukti bahwa pesan yang dikirimkan itu diterima dan dimengerti.
10)  Komunikasi bersifat prosesual, dinamis dan transaksional
Konsekuensi dari prinsip bahwa komunikasi adalah sebuah proses adalah komunikasi itu dinamis dan transaksional. Ada proses saling memberi dan menerima informasi diantara pihak-pihak yang melakukan komunikasi.
11)  komunikasi bersifat irreversible
Setiap orang yang melakukan proses komunikasi tidak dapat mengontrol sedemikian rupa terhadap efek yang ditimbulkan oleh pesan yang dikirimkan. Komunikasi tidak dapat ditarik kembali, jika seseorang sudah berkata menyakiti orang lain, maka efek sakit hati tidak akan hilang begitu saja pada diri orang lain tersebut.
12)  Komunikasi bukan panasea untuk menyelesaikan berbagai masalah
Dalam arti bahwa komunikasi bukan satu-satunya obat mujarab yang dapat digunakan untuk menyelesaikan masalah.
Prinsip Komunikasi Efektif dalam Meningkatkan Minat Belajar Anak
1.      Guru memberikan kebebasan anak untuk berkreasi, anak terpacu untuk membuat karya unik
2.      Guru menerima berbagai jawaban anak terhadap pertanyaan tertentu, anak belajar berpikir luas
3.      Guru menerangkan materi dengan sudut pandang yang unik, anak terpacu rasa ingin tahu
4.      Guru memberikan penjelasan awal secara jelas sebelum anak memulai pekerjaannya, anak mendapat pengetahuan awal secara efektif.
5.      Guru menggunakan alat peraga, anak mempunyai modal pengetahuan awal yang lebih terbayang
6.      Guru menerangkan dengan eksperimen, anak terpacu rasa ingin tahunya dan belajar mengamati terjadinya suatu fenomena
7.      Guru memberikan ulasan dan kesimpulan terhadap apa yang dikerjakan anak, anak memahami maksud pekerjaan dan berpikir secara utuh
8.      Guru mengaitkan isi cerita dengan fenomena yang pernah dilihat anak, anak belajar berpikir mengaitkan satu hal dengan hal lain.
9.      Guru memberikan kesempatan anak untuk bercerita, anak belajar mengungkapkan gagasan secara lebih terstruktur
10.  Guru membimbing anak tampil didepan forum, anak belajar berani berkreasi didepan orang banyak
11.  Guru melakukan pendampingan secara pribadi kepada anak, anak memiliki keamanan psikologis untuk berkreasi
12.  Guru melayani pertanyaan-pertanyaan anak, anak nyaman untuk berpendapat dan terpuaskan rasa ingin tahunya
13.  Guru memberikan kesempatan kepada anak untuk mencoba lagi, anak belajar menyelesaikan pekerjaan dengan berbagai inovasi baru
14.  Guru menjalin kedekatan, anak memiliki rasa aman secara psikologis untuk berkreasi
15.  Guru melibatkan anak secara efektif dalam belajar, anak merasa ikut memiliki dan tumbuh minat belajarnya
16.  Guru melibatkan diri dalam kegiatan anak, anak lebih bersemangat dalam berkreasi
17.  Guru menciptakan suasana menyenangkan, anak menyenagi materi dan memiliki kepuasan pribadi dalam berkreasi
18.  Guru menciptakan suasana bersemangat dalam belajar, anak lebih bermotivasi.[5]














BAB III
PENUTUP
A.    KESIMPULAN
Manusia tidak dapat terlepas dari komunikasi, dengan arti lain komunikasi ada dimana-mana Seorang anak misalnya diminta menyalakan lampu dengan menekan tombol listrik. Hubungan antara tombol dengan balon lampu juga adalah peristiwa komunikasi. Bahkan dalam diri manusia terdapat peristiwa komunikasi, misalnya bagaimana hubungan antara satu sel dengan sel yang lainnya sehingga manusia bias bernafas, berdiri tegak dan lain sebagainya.
Didalam dunia pendidikan komunikasi mempunyai peran sangat penting, pendidikan dapat berlangsung efektif dengan dengan adanya komunikasi, bahkan ada yang berpendapat bahwa pendidikan tidak dapat berlangsung tanpa adanya komunikasi.
Oleh karena itu, penting bagi kita menjadi trampil berkomunikasi, dan mengetahui prinsip-prisip komunikasi didalam pendidikan.




















DAFTAR PUSTAKA
Mullyana, Dedy, Prof, M.A., Ph.D. Komunikasi Kontekstual.Rosda,Bandung, 2011
M. Yusuf, Pawit, Drs. Komunikasi pendidikan dan komunikasi intruksional.PT. Remaja Rosda Karya, Bandung, 1990
Prisip Komunikasi dari buku Manajemen Teori Praktek dan Riset Pendidikan.oleh: Prof.Dr.Husaini Usman,M.Pd.,M.T ; edisi kedua.
22 Prinsip Komunikasi Efektif untuk Meningkatkan Minat Belajar Anak Dri buku 22 Prinsip Komunikasi Efektif untuk Meningkatkan Minat Belajar Anak.oleh: Ike Junita S.Sos., M.Si
Supratinya, A Dr. komunikasi Antar Pribadi. Kanisius, Yogyakarta, 1995



[1] Mullyana, Dedy, Prof, M.A., Ph.D. Komunikasi Kontekstual.Rosda,Bandung, 2011: hal.  121

[2] M. Yusuf, Pawit, Drs. Komunikasi pendidikan dan komunikasi intruksional.PT. Remaja Rosda Karya, Bandung, 1990. Hal. 144

[3] Supratinya, A Dr. komunikasi Antar Pribadi. Kanisius, Yogyakarta, 1995. Hal. 154-155

[4] Prisip Komunikasi dari buku Manajemen Teori Praktek dan Riset Pendidikan.oleh: Prof.Dr.Husaini Usman,M.Pd.,M.T ; halaman : 396; edisi kedua.

[5] 22 Prinsip Komunikasi Efektif untuk Meningkatkan Minat Belajar Anak Dri buku 22 Prinsip Komunikasi Efektif untuk Meningkatkan Minat Belajar Anak.oleh: Ike Junita S.Sos., M.Si : halaman : 35-116.

No comments:

Post a Comment

pasang
<<<Judul BLOG>>>>