PEDOMAN
PENYUSUNAN
KISI-KISI
DAN SOAL UJIAN TENGAH/AKHIR SEMESTER
Oleh:
Dr. H. Agus Akhmadi,
M.Pd
I.
PENDAHULUAN
Penilaian merupakan salah satu proses
penting dalam proses pendidikan, khususnya dalam proses belajar mengajar.
Hakikat penilaian dalam pendidikan adalah proses yang sistematik dan sistemik
dalam mengumpulkan data dan informasi, menganalisis dan selanjutnya menarik
kesimpulan tentang tingkat pencapaian hasil dan tingkat efektivitas serta
efesiensi suatu program pendidikan.
Penilaian pencapaian kompetensi
pengetahuan (KI3) merupakan bagian dari penilaian pendidikan. Dalam lampiran Peraturan Menteri Pendidikan dan
Kebudayaan (Permendikbud) Nomor 66 Tahun 2013 tentang Standar Penilaian
Pendidikan dijelaskan bahwa penilaian pendidikan merupakan proses
pengumpulan dan pengolahan informasi untuk mengukur pencapaian hasil belajar
peserta didik yang mencakup: penilaian otentik, penilaian diri, penilaian
berbasis portofolio, ulangan, ulangan harian, ulangan tengah semester, ulangan
akhir semester, ujian tingkat kompetensi, ujian mutu tingkat kompetensi, ujian nasional,
dan ujian sekolah/madrasah. Penilaian hasil belajar peserta didik mencakup
kompetensi sikap, pengetahuan, dan keterampilan yang dilakukan secara berimbang
sehingga dapat digunakan untuk menentukan posisi relatif setiap peserta didik
terhadap standar yang telah ditetapkan.
Adapaun penilaian pengetahuan (KI3) dapat
diartikan sebagai penilain potensi intelektual yang terdiri dari tahapan
mengetahui, memahami, menerapkan, menganalisis, mensintesis, dan mengevaluasi (Anderson & Krathwohl,
2001). Seorang pendidik perlu melakukan penilaian untuk mengetahui pencapaian
kompetensi pengetahuan peserta didik. Penilaian terhadap pengetahuan peserta
didik dapat dilakukan melalui tes tulis, tes lisan, dan penugasan. Kegiatan
penilaian terhadap pengetahuan tersebut dapat juga digunakan sebagai pemetaan
kesulitan belajar peserta didik dan perbaikan proses pembelajaran. Pedoman
penilaian kompetensi pengetahuan ini dikembangkan sebagai rujukan teknis bagi
pendidik untuk melakukan penilaian sebagaimana dikehendaki dalam Permendikbud
Nomor 66 Tahun 2013.
Dilihat dari bentuknya penilaian/tes
terdiri dari: (1) tes tertulis (pilihan ganda, uraian, menjodohkan, jawaban
singkat, mengisi, dan benar-salah); (2) tes lisan; dan (3) tes praktek. Secara
garis besar, langkah penyusunan perangkat soal tulis sebagai berikut: (1) analisis
materi; (2) penyusunan kisi-kisi; (3) penulisan butir sola pada kartu soal; (4)
merangkai soal; (5) telaah soal; (6) try out; dan (7) pemakaian soal
II.
TEKNIK
PENYUSUNAN KISI-KISI SOAL
Sebelum menyusun soal kita harus
menyusun kisi-kisi yang berfungsi sebagai acuan dalam menulis soal. Kisi-kisi
adalah suatu format atau matriks yang memuat kreteria yang tentang soal-soal
yang akan disusun. Satu kisi-kisi dapat menghasilkan berbagai bentuk variasi
soal yang cakupan materi dan kedalamannya sama. Untuk menghasilkan prangkat
soal yang baik harus dimulai dari kisi-kisi yang baik.
- Syarat
Kisi-kisi yang baik
1. Mewakili
isi kurikulum/kemampuan yang akan diujikan;
2. Komponen-komponennya
rinci, jelas, dan mudah dipahami;
3. Dapat
dibuat soalnya sesuai dengan indikator dan bentuk soal yang ditetapkan.
- Komponen Kisi-kisi
1. Jenis
Sekolah/satuan Pendidikan
2. Mata
Pelajaran
3. Program
Studi/Jurusan
4. Tahun
Pelajaran
5. Kurikulum
yang Diacu
6. Alokasi
Waktu
7. Jumlah
Soal
8. Bentuk
Soal
9. Kompetensi
10. Uraian
Materi
11. Bahan
Kelas
12. Jumlah
Soal
13. Indikator
14. Nomor
Urut Soal
Dari komponen-komponen di atas,
komponen pemilihan kompetensi perlu memperhatikan beberapa kreteria,
diantaranya: (1) urgensi, yaitu kompetensi yang secara teoritis mutlak
harus dikuasai siswa; (2) kontinuitas, yaitu kompetensi yang merupakan pendalaman dari
satu atau lebih kompetensi yang sudah dipelajari sebelumnya; (3) relevansi, yaitu
harus merupakan pokok bahasan yang diperlukan untuk mempelajari atau memahami
bidang studi lain; dan (4) keterpakaian, yaitu yang memiliki nilai-nilai
terapan tinggi dalam kehidupan sehari-hari.
Setelah komponen kompetensi, komponen
Indikator juga harus memperhatikan kreteria indikator yang baik, yaitu: (1) memuat
ciri-ciri kompetensi yang diujikan; (2) memuat satu kata kerja operasional,
khusus untuk soal uraian dan praktek dapat memuat lebih dari satu kata kerja
operasional; (3) berkaitan erat dengan materi; dan (4) dapat dibuatkan soalnya
sesuai dengan bentuk yang telah ditetapkan.
III.
TEKNIK
PENULISAN SOAL PILIHAN GANDA
Soal pilihan ganda adalah soal yang
jawabannya harus dipilih dri beberapa kemungkinan jawaban yang telah
disediakan.
Secara umum, setiap soal pilihan ganda
terdiri dari pokok soal (stem) dan pilihan jawaban (option).
Pilihan jawaban terdiri atas kunci jawaban dan pengecoh (distractor).
Kunci jawaban ialah jawaban yang benar atau paling benar. Pengecoh merupakan
jawaban yang tidak benar, namun memungkinkan seseorang terkecoh untuk
memilihnya apabila tidak menguasai bahannya dengan baik.
A. Kelebihan
1.
Mengukur berbagai jenjang kognitif
2.
Penskoran mudah, cepat dan obyektif
3.
Sangat cocok untuk jumlah peserta yang banyak
B. Kekurangan
1.
Memerlukan waktu yang relatif lama dalam penyusunan soal
2.
Sulit membuat pengecoh yang homogen dan berfungsi
3. Terdapat
peluang untuk menebak kunci jawaba
C. Kaidah Penulisan Soal
1. Materi
a.
Soal harus sesuai indikator
b.
Pilihan jawaban harus homogen dan logis ditinjau dari segi materi
c.
Setiap soal harus mempunyai satu jawaban yang benar atau yang paling benar
2. Konstruksi
a.
Pokok soal harus dirumuskan secara jelas dan tegas
b. Rumusan pokok soal dan pilihan jawaban
harus merupakan pernyataan yang diperlukan saja
c.
Pokok soal jangan memberi petunjuk ke arah jawaban yang benar
d.
Pokok soal jangan mengandung pernyataan yang bersifat negatif ganda
e.
Panjang rumusan pilihan jawaban harus relatif sama
f. Pilihan jawaban
jangan mengandung pernyataan “semua pilihan jawaban di atas
salah” atau “semua pilihan jawaban di atas
benar”
g. Pilihan jawaban
yang berbentuk angka harus disusun berdasarkan besar kecilnya
h. Gambar, grafik,
tabel, diagram dan sejenisnya yang terdapat dalam soal harus
jelas
dan berfungsi
i. Butir materi soal jangan bergantung pada
jawaban soal sebelumnya
3. Bahasa
a. Setiap soal harus menggunakan bahasa yang
sesuai dengan kaidah bahasa indonesia ;
b. Jangan menggunakan bahasa yang berlaku
setempat, jika soal akan digunakan untuk daerah lain;
c. Pilihan jawaban jangan mengulang kata atau
frase yang bukan merupakan satu kesatuan pengertian. Letakkan kata tersebut
pada pokok soal
Contoh-Contoh Bentuk Soal Pilihan Ganda
Bacaan berikut ini untuk contoh soal no. 1
sampai dengan 3.


Indikator: Siswa dapat memprediksi
keadaan populasi dalam ekosistem
kolam setelah jangka waktu yang lama, berdasarkan ilustrasi yang diberikan.
Contoh soal yang kurang
baik:
Manakah diantara hewan-hewan berikut
yang paling terpengaruh oleh insektisida?
a. Ikan.
b. Ular.
c. Katak.
d. Serangga.
Penjelasan:
Dalam contoh di atas dapat dilihat
bahwa kemampuan yang ingin diukur dalam indikator adalah memprediksi keadaan populasi dalam ekosistem
kolam setelah jangka waktu yang lama, sedangkan soal rnenanyakan tentang hewan yang
terpengaruh oleh adanya insektisida. Rumusan pokok soal ini tidak sesuai dengan indikator.
Contoh Soal yang Lebih Baik :
Apakah yang akan terjadi dengan populasi dalam ekosistem kolam pak Irfan dalam jangka waktu
yang lama?
a. Populasi ikan akan langsung mati karena mereka
memakan insektisida.
memakan insektisida.
b. Populasi eceng gondok akan meledak karena
insektisida
merupakan pupuk bagi tumbuhan tersebut.
merupakan pupuk bagi tumbuhan tersebut.
c. Populasi ikan akan berkurang karena mereka
memangsa
plankton yang mengandung insektisida.
plankton yang mengandung insektisida.
d. Semua populasi yang terdapat dalam kolam akan
mati.
Kunci: D
2.
Pilihan jawaban harus homogen dan logis ditinjau dari segi materi
Contoh Soal yang Kurang
Baik:
Organisme yang dapat membuat
makanannya sendiri dalam ekosistem kolam pak Irfan adalah ....
a. katak b. Ikan c. Teratai d. air
Pilihan jawaban
d tidask homogen, sehingga bisa diganti dengan yang lebih baik
d. serangga
Kunci: C

Contoh Soal vang Kurang
Baik:
Bila populasi serangga punah, apa
yang terjadi dengan populasi lain dalam kolam pak Irfan?
a. Katak dan ular meningkat.
b. Teratai meningkat dan ular menurun.
c. Katak meningkat dan ular menurun.
d. Katak dan ular menurun.
Kunci: Bdan D
Karena
ada terdapat dua kunci, maka option b dapat diganti:
b. Katak menurun dan ular
meningkat.
Kunci: D

Mangga
Golek / 20°/i Mangga Manaiagi
|
Kebun pak Budi ditanami 4 jenis
pohon mangga, yaitu golek, indramayu, manalagi, dan harumanis. Pohon mangga
golek mempunyai batang yang kokoh dan buah yang masam, sedangkan pohon mangga harumanis mempunyai batang yang tidak kokoh
dan buah yang manis.
Diagram lingkaran berikut
menggambarkan mangga yang dihasilkan dari kebun pak Budi,
Mangga yang dihasiikan dari kebun pak
Budi kemudian diolah menjadi manisan dan selai
Contoh Soal vang Kurang Baik :
Pohon mangga di kebun pak Budi adalah...
a. 750 buah b. 450 buah c. 300
buah d. 50 buah
Kunci: A
Karena
perumusan permasalahan dalam pokok soal tidak jelas, pengecoh
menjadi sangat heterogen, dan tidak jelas konsep apa yang
ditanyakan, sehingga stem soal bisa diganti dengan:
Bila banyak mangga gol°k 150 buah, jumlah
seluruh mangga yang diperoleh pak Budi
adalah
5.
Rumusan pokok soal dan pilihan jawaban harus merupakan pernyataan yang diperlukan saja.
Contoh Soal yang Kurang
Baik:
Pak Budi ingin mengembangkan usaha
perkebunan mangga, oleh karena itu dia harus menanam bibit mangga yang baik. Bagaimanakah cara pak Budi untuk
memperoleh pohon mangga baru dengan menggabungkan sifat-sifat yang baik dari pohon
mangga golek dan harumanis?
a. Melakukan perkawinan silang dari kedua pohon
tersebut.
b. Mencangkok pohon mangga harumanis dan memberi
pupuk sebanyak mungkin.
pupuk sebanyak mungkin.
c. Melakukan penyambungan dengan pohon mangga
harumanis sebagai pohon pokok.
harumanis sebagai pohon pokok.
d. Menempelkan bakal tunas dari pohon mangga
harumanis
ke batang pohon mangga golek.
ke batang pohon mangga golek.
Kunci: D
Karena Pokok soal di atas mengandung pernyataan yang
tidak diperlukan, yaitu kalimat pertama. Hal ini akan
membingungkan siswa dan menyita waktu yang disediakan untuk membaca dan
memahami maksud soal, maka dapat diganti
dengan:
Bagaimanakah cara pak Budi untuk memperoleh pohon mangga baru dengan menggabungkan sifat-sifat yang
baik dari pohon mangga golek dan
harumanis?
6.
Pokok soal jangan memberi petunjuk ke arah jawaban benar
Contoh Soal yang Kurang
Baik :
Jenis unit koperasi apakah yang
tepat dijadikan sebagai tempat pemasaran manisan dan selai Pak Budi?
a.
Koperasi Unit Desa
b.
Koperasi Simpan Pinjam
c.
Koperasi Konsumsi
d.
Koperasi Produksi
Kunci A
Karena Kata unit pada pokok soal akan memberi petunjuk ke arah jawaban,
maka stem soal dapat diganti:
Jenis koperasi apakah yang tepat
dijadikan sebagai tempat pemasaran manisan dan selai Pak Budi?
7.
Pokok soal yang menggunakan pernyataan yang bersifat negatif ganda seperti bukan, tidak, tanpa, kecuali
dan sejenisnya dapat membingungkan
peserta didik dalam memahami pokok permasalahan yang ditanyakan.
Contoh Soal yang Kurang Baik :
Berikut ini adalah organisasi yang tidak
bergerak di bidang politik, kecuali....
a. Budi Utomo
b. Muhammadiyah
c. Indische Partij
d. Tamansiswa
Kunci:C
Karena pokok soal di
atas menggunakan pernyataan yarig bersifat negatif ganda, yaitu tidak dan
kecuali. Penggunaan kata negatif ganda tersebut dapat
membingungkan siswa dalam memahami pokok permasalahan yang ditanyakan,
maka dapat diganti dengan:
Organisasi pada masa pergerakan
nasional yang bergerak dibidang politik adalah....
8.
Panjang rumusan pilihan
jawaban harus relatif sama.
Contoh soal yang Kurang
Baik :
Salah satu isi Dekrit Presiden 5 Juli
1959 adalah ....
a. pembubaran Partai Komunis Indonesia
b. kembali ke Undang-undang Dasar 1945
c. pembentukan Dewan Perwakilan Rakyat
d. dibentuknya Dewan Nasional yang terdiri dari wakil-wakil semua partai yang ada
Kunci B
Karena pada contoh soal
di atas pilihan jawaban d paling panjang. Hal ini perlu dihindari karena ada kecenderungan peserta didik untuk memilih pilihan jawaban terpanjang sebagai kunci, maka option d dapat
diganti
d. pembentukan Dewan
Nasional
Kunci: B
9.
Pilihan jawaban jangan mengandung pernyataan, "Semua pilihan jawaban di atas salah",
atau "Semua pilihan jawaban di atas benar"
Contoh soal yang kurang
baik :
Apa akibat yang ditimbulkan pada
kehidupan manusia jika kita menebang pohon secara sembarangan?
a. Akan terjadi banjir karena tidak ada akar tumbuhan
yang menahan air.
b. Kehidupan manusia tidak akan terpengaruh karena manusia dapat menanam hutan yang baru.
c. Kehidupan manusia semakin sulit karena tidak ada
lagi sumber daya alam yang dapat
dimanfaatkan.
d. Semua pilihan jawaban di atas salah.
Kunci: B
Contoh soal di atas kurang baik karena hanya terdapat tiga pilihan jawaban
yang dipertimbangkan. Jika semua jawaban di atas benar merupakan kunci, maka
kita tidak mendapatkan informasi apakah peserta didik telah
mengetahui dan memahami dengan baik jawaban yang benar.
Sebaliknya bila semua jawaban di atas salah merupakan kunci maka
kita tidak mendapat informasi apa-apa dari jawaban siswa untuk
pertanyaan tersebut.
Lebih baik, jika option d diganti dengan:
d. Manusia akan
mencari sumber daya alam yang lain sebagai
pengganti hutan.
Kunci: A
10.
Filihan jawaban yang berbentuk angka atau waktu harus disusun berdasarkan urutan besar
kecilnya nilai angka tersebut, atau kronologis waktunya.
Contoh Soal yang Kurang
Baik :
Bila suhu pada malam itu 20° C,
berapa derajat suhu pada malam itu bila diukur dengan menggunakan termometer Fahrenheit?
a. 77° F b. 45° F c. 68°F
d. 36°F
Kunci: C
Karena belum urut, sebaiknya option
jawaban diganti dengan:
a. 36° F b. 45° F c. 68°F
d. 77°F
11. Garnbar, grafik, tabel, diagram, dan sejenisnya
yang terdapat pada soal harus jelas
dan berfungsi.
Contoh Soal vang Kurang Baik: (Membaca grafik)

Jumlah murid yang mempunyai berat badan 30 kg adalah... murid.
a. 5
b. 10 .
c. 20
d. 25
Kunci: C
Grafik
dalam soal belum dilengkapi dengan angka yang memberikan
informasi tentang jumlah murid dan berat badan, sehingga informasi dalam grafik itu tidak
jelas. Akibatnya siswa yang mengerjakan soal itu tidak dapat menjawab dengan
benar. Grafik yang benar adalah

12. Butir soal
jangan bergantung pada jawaban soal sebelumnya.
Contoh:
1) Kongres Pemuda II yang menghasilkan Sumpah Pemuda terjadi
pada tanggal ....
a. 20Mei l908
b. 5
Oktober 1945 c. 28 Oktober 1945
d. 10
Nopember 1945
Kunci: C
2) Tanggal yang dimaksud pada nomor 1, sekarang
diperingati sebagai....
a. Hari Kebangkitan Nasional
b. Hari Sumpah Pemuda
c. Hari Pahlawan
d. Hari ABRI
Kunci: B
Penjelasan:
Soal di atas dapat
merugikan siswa, karena siswa yang tidak dapat menjawab dengan benar pada soal
nomor 1, pasti akan menjawab salah pada soal
nomor 2. Oleh karena itu soal nomor 2 harus diperbaiki sehingga menjadi soal
yang berdiri sendiri.
13. Rumusan butir soal harus menggunakan bahasa yang sesuai dengan kaidah bahasa
Indonesia.
Contoh Soal yang Kurang Baik:
Andi punya duit Rp 20.000,00 dan Anto Rp
15,000,00. Mereka
pengin beli bola voli seharga Rp 30.000,00. Sisa
duit Fikri dan Maula adalah ....
a. Rp 1.000,00
b. Rp 5.000,00 c. Rp 10.000,00 d. Rp 15.000,00
Kunci: B • ■
Bahasa yang digunakan
pada rumusan pokok soal tidak sesuai dengan
kaidah bahasa Indonesia
yang baik dan benar.Yang lebih baik
Andi mempunyai uang Rp
20.000,00 dan Anto Rp 15-000,00. Mereka
ingin membeli bola voli seharga Rp 30.000,00. Sisa uang Andi dan Anto adalah ....
14.
Jangan menggunaan bahasa yang
berlaku setempat, jika soal akan digunakan untuk daerah lain atau nasional.
Perhatikan gambar di
bawah ini:

Contoh
Soal yang Kurang Baik:
Gambar di atas memperlihatkan adanya angin yang sedang bertiup. Angin tersebut terjadi karena ....
a. hawa
di darat lebih tinggi daripada di laut
b. tekanan
hawa di darat lebih rendah daripada di laut
c. tekanan
hawa di darat lebih tinggi daripada di laut
d. hawa
di darat lebih renggang daripada di laut.
Kunci: C
Penjelasan:
Kata hawa hanya berlaku setempat saja (untuk masyarakat Jawa). Kara tersebut dapat
menimbulkan pengertian berbeda bagi siswa di daerah lain. Oleh
karena itu kata hawa perlu diganti dengan kata yang mudah
dimengerti dan lazim digunakan yaitu udara.
Contoh
soal yang lebih baik:
Gambar di atas memperlihatkan adanya angin yang sedang bertiup. Angin tersebut terjadi karena ....
a. suhu
di darat lebih tinggi daripada di laut
b. tekanan
udara di darat lebih rendah daripada di laut
c. tekanan
udara di darat lebih tinggi daripada di laut
d. udara
di darat iebih renggang daripada di laut.
Kunci: C
IV. TEKNIK
PENULISAN SOAL URAIAN
Soal bentuk uraian adalah soal yang jawabannya
menuntut siswa untuk mengingat dan mengorganisasikan gagasan-gagasan atau
hal-hal yang telah dipelajarinya dengan cara mengemukakan atau mengekspresikan
gagasan tersebut dalam bentuk uraian tertulis. Secara garis besar soal bentuk
uraian ada dua macam yaitu Uraian Obyektif
(UO) dan Uraian Non Obyektif (UNO)
- Kaidah
Penulisan Soal Bentuk Uraian
1. Materi
- Soal harus sesuai indikator
- Batasan pertanyaan dan jawaban yang diharapkan harus jelas
- Isi materi sesuai dengan petunjuk pengukuran
- Isi materi yang ditanyakan sesuai dengan jenjang, jenis sekolah atau
tingkat kelas
2. Konstruksi
- Rumusan kalimat pertanyaan harus menggunakan kata tanya atau perintah
yang menuntut jawaban terurai, seperti mengapa, uraikan, jelaskan,
bandingkan, hubungkan, tafsirkan, buktikan, hitunglah.
- Buatlah petunjuk yang jelas tentang cara mengerjakannya
- Buatlah pedoman penskoran segera setelah soal selesai ditulis
- Tabel, gambar, grafik dan sejenisnya harus tersajikan dengan jelas
3. Bahasa
a.
Rumusan soal harus komunikatif
b.
Butir soal harus menggunakan bahasa yang baik dan
benar
c.
Rumusan soal tidak mengandung penafsiran ganda
d.
Jangan gunakan bahsa yang berlaku setempat
e.
Rumusan soal tidak mengandung kata yang menyinggung
perasan
Contoh soal uraian
obyektif
Indikator:
Siswa dapat menghitung suhu akhir campuran dan massa es yang melebur dengan
menggunakan rumus kekelan energi: Q lepas = Q terima
Contoh soal yang kurang baik
Es sebanyak 1 kg pada suhu 0 C dicampur dengan air 2 kg yang bersuhu 30 C.
Diketahui kalor lebur es = 80 kal gram-1 dan kalor jenis air = 1 kal g-1C-1.
Hitunglah kalor yang dilepaskan!
Soal tersebut tidak sesuai dengan indikator, yang
lebih baik:
Es sebanyak 1 kg pada suhu 0 C dicampur dengan air 2 kg yang bersuhu 30 C.
Diketahui kalor lebur es = 80 kal gram-1 dan kalor jenis air = 1 kal g-1C-1.
Hitunglah : 1. Suhu akhir campuran
2. Massa es yang
melebur
PEDOMAN PENSKORAN (UO)
KUNCI/KRETERIA
JAWABAN
|
SKOR
|
No.
1
Diketahui:
m es = 1 kg = 1000 gram t es = 0 °C
Ma = 2 kg = 2000 gram
ta = 30°C Les =80kaIg-1 C a = 1 kal g-1 C-i Ditanvakan: a. Suhu akhir (t c) = .... b. massa es yang mencair (m) = .... Tawaban: a) Untuk melebur es memerlukankalor Q es. Qes = m . L ..................................................... = 1000x80 = 8 x 10< kalor.................................................
Untuk mencapai 0°C air melepaskan kalor Q air
Q air = m. C. At.................................................. = 2000 x 1 x 30 = 6 x 106 kalori.................................................... Q es > Q air es tidak mencair seluruhnya sehingga suhu air = suhu es = 0°C tc = 0°C........................................................
b) Misalkan es yang lebur = x gram
mL= ma . C At............................................... X L = ma . C At
80 x =
6 .104 Jadi x = ^- = 750
80
Es yang melebur = 750 gram..................................
|
1 1
1 1
1 1
1
|
Skor Maksimum
|
7
|
Untuk
menentukan nilai akhir, bisa dilihat dari contoh berikut:
Misalnya:
Soal no. 2 skor maksimum = 8
Soal no. 3 skor maksimum = 5
Soal no. 4 skor maksimum = 6
Soal no. 5 skor maksimum = 7
Skor yang diperoleh

Skor maksimum (total)
Contoh seorang siswa memperoleh nilai 25, maka nilai
siswa dapat dihitung dengan rumus di atas
25

35
2. Uraian Non Objektif:
Contoh soal yang kurang baik:
Buatlah karangan dengan topik "meningkatkan minat
baca siswa".
Penjelasan:
Contoh soal di atas kurang baik
karena panjang karangan tidak dibatasi,
dan apa yang dinilai dari karangan
siswa tidak diberitahukan.
Contoh soal yang lebih baik:
Buatlah
karangan dengan topik "meningkatkan minat baca siswa" sebanyak kurang lebih 150 kata.
Perhatikan ejaan, tanda baca, struktur kalimat, dan hubungan/keterkaitan (koherensi) antar
kalimat.
PEDOMAN PENSKORAN %
NO.
|
KRITERIA JAWAB AN
|
SKOR
|
1.
|
Kesesuaian antara judul dan isi cerita -
Judul sesuai dengan isi cerita -
Judul agak sesuai dengan isi cerita -
Judul tidak sesuai dengan isi cerita
|
0-2
2
l
0
|
2.
|
Ketepatan penulisan ejaaff '
Tidak ada kesalahan ejaan -
Bila ada kesalahan ejaan 1-3 kata -
Bila ada kesalahan ejaan 4-6 kata -
Bila ada kesalahan ejaan lebih dari 6 kata
|
0-3
3
2
1
0
|
3.
|
Ketepatan
penulisan tanda baca -
Tidak ada kesalahan tanda baca -
Bila ada kesalahan ejaan 1-5 kata -
Bila ada kesalahan ejaan 6-10 kata
Bila ada kesalahan ejaan lebih dari 10 kata
|
0-3
3
2
1
0
|
4.
|
Ketepatan struktur kalimat
Semua kalimat memiliki struktur yang tepat
-
Ada 1 kalimat yang strukturnya tidak tepat -
Ada 2 kalimat yang strukturnya tidak tepat
-
Lebih dari 2 kalimat yang strukturnya tidak
tepat,
|
0-3
3
2
1
0
|
5.
|
Kepaduan
antar kalimat
- Semua kalimat padu
-
Ada 1 kalimat yang tidak padu
-
Ada 2 kalimat yang tidak padu
-
Lebih dari 2 kalimat yang tidak padu
|
0-3
3
2
1
0
|
SKOR MAKSIMUM
|
14
|
Cara menentukan nilai sama dengan bentuk UO
Daftar Pustaka
Anderson, L. & Krathwohl, D. 2001. A Taxonomy For Learning, Teaching and
Assessing. New York: Longman.
Allen, M.J.,
&Yen,W. M. (1979). Introduction to measurement theory. Monterey , California : Brooks/Cole Publishing Company.
Departemen Pendidikan Nasional,
(2006). “Kurikulum 2006 Standar Kompetensi Sekolah Menengah Atas”. Jakarta
Ebel, R. L. (1979). Essentials of
education measurement. New
Jersey : Prentice Hall.
Gronlund, N. E., dan
Linn, R. L. (1990). Measurement and evaluation in
teaching. New York :
McMillian Publishing Company.
Margono, Dwi. 2000. Persepsi guru biologi SMU Negeri
kotatif dan kabupaten Jember
tentang perumusan
ranah afektif. Hasil Penelitian. Tidak Dipublikasikan.
Nathan, B. R. &
Cascio, W. F. (1986). Technical and legal aspects in
Berk, R. A. (edit. 1986). Performance assessment. Baltimore : John Hopkin
Univ. Press.
Slavin,
R. 1997. Educational psychology theory and practice. New York : Allyn and Bacon.